Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Orang Kaya Rata-Rata Pensiunnya Jadi Petani?

29 Mei 2024   21:08 Diperbarui: 29 Mei 2024   23:39 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani (Unsplash/Zoe Schaeffer)

Sejak zaman dahulu hingga sekarang, petani identik dengan profesi orang miskin dan rakyat jelata. Tidak banyak petani yang bisa menyewa atau bahkan membeli apartemen, paling banter mempunyai mobil Avanza atau motor sport, itu pun kalau panen besar.

Petani yang mampu membeli barang mewah pun rata-rata mereka yang mempunyai lahan 1 ha lebih, petani gurem mana mampu membeli barang mewah seperti mobil. Sebab kebanyakan dari mereka hanya menggarap lahan milik orang lain.

Lahan-lahan sawah yang luasnya 5 ha lebih biasanya dimiliki oleh orang-orang kota, biasanya mereka disebut sebagai "Petani Berdasi". Mereka mempercayakan lahannya digarap oleh petani-petani gurem (petani kecil) dan hanya menunggu hasil panennya saja.

Meskipun tidak mencangkul atau menanam padi secara langsung, petani berdasi selalu mendapatkan penghasilan menggiurkan setiap kali musim panen tiba. Tidak hanya lahan sawah, biasanya mereka juga merambah ke komoditi lainnya seperti perkebunan, hortikultura, hingga tanaman hias.

Fenomena sekarang ini banyak para orang kaya yang dahulunya bekerja duduk di kantor yang posisinya amat mentereng, ketika pensiun, memilih untuk menggarap lahan di suatu daerah. Hobi orang kaya, sepengetahuan saya, kalau tidak mengoleksi barang-barang antik ya berkebun atau bertani.

Dana pensiun atau uang simpanan mereka dipakainya untuk kembali menghasilkan pundi-pundi rupiah yang jauh lebih besar lagi. Selain bertani adalah kegiatan yang menyenangkan, bagi mereka berbisnis di bidang pertanian tentunya sangat menggiurkan. Apalagi mereka punya modal yang cukup besar untuk membangun bisnis agrikultur.

Persawahan hijau yang biasa kita lihat di sepanjang jalan tol biasanya dimiliki oleh taipan-taipan masyhur atau kalau tidak juragan tanah di daerah tersebut. Petani-petani gurem hanya bekerja pada mereka yang disebut sebagai petani berdasi, meskipun masih banyak juga petani desa yang punya lahan berpuluh-puluh hektar bahkan ratusan.

Sebagai lulusan pertanian, berbisnis di bidang pertanian memang mempunyai peluang yang menjanjikan asalkan kita tahu bagaimana strategi yang ampuh. Selain itu, hal utama adalah mengetahui sektor mana yang sedang dicari dan pasar yang pasti.

Meskipun modal awal cukup menguras kantong (untuk pertanian skala menengah hingga besar), namun jika ditekuni dengan baik, maka keuntungan yang akan didapatkan pun akan sangat besar. Inilah yang mungkin menjadi pertimbangan bagi para orang kaya yang memutuskan untuk bertani setelah mereka pensiun dari pekerjaan lamanya.

Selain itu, ada beberapa alasan lain mengapa orang kaya selalu menjadi petani setelah pensiun.

#1 Bertani itu menyenangkan

Orang kaya rata-rata hidupnya bahagia karena tidak terbebani dengan masalah keuangan yang serius. Mereka senang memiliki hobi yang tidak biasa seperti mengoleksi barang mewah, tak terkecuali bertani, aktivitas yang kurang disenangi generasi muda zaman sekarang.

Sejatinya, bertani itu menyenangkan jika kita tahu ilmunya. Bahkan, saat belum tahu ilmunya pun, terjun ke lapangan menanam benih tanaman akan menjadi hal yang mengasyikkan. Kesenangan akan bertambah kali lipat ketika benih yang kita tanam tumbuh dengan sempurna. Apalagi bisa langsung kita konsumsi, sungguh nikmat sekali.

#2 Ada kepuasan tersendiri saat benih yang ditanam tumbuh

Tidak perlu menggunakan lahan yang luas, lahan di pekarangan rumah saja bisa dijadikan sebagai lahan pertanian. Asalkan konsisten mengelolanya dengan baik, maka hasilnya pun akan baik pula. Orang-orang biasanya menanam tanaman hias atau sayuran jika di pekarangan rumah.

Beberapa yang mempunyai budget lebih, mereka akan mengusahakan pertanian tanpa media tanam tanah alias hidroponik. Selain hasilnya yang jauh lebih segar dan bermutu, hasil panennya juga bisa dikomersialkan, terlebih jika hidup di kawasan urban yang senang mengonsumsi sayuran segar.

#3 Peluang bisnis yang menjanjikan jika ditekuni dengan baik

Sektor pertanian menjadi sektor utama dalam komoditi pangan, terutama padi yang nantinya akan menjadi beras hingga dikonsumsi sebagai nasi. Jika bisnis pertanian dikelola dengan baik dan lahannya tersedia, menggarap lahan sawah tentunya bisa menjadi ladang uang.

Bukan hanya di sektor pangan saja, di sektor perkebunan seperti kopi pun dapat membuat para petaninya sejahtera. Apalagi sekarang banyak kedai kopi yang memanfaatkan kopi-kopi lokal dari para petani.

Selain menyalurkan hobi yang begitu menyenangkan, orang kaya yang pensiunnya menjadi petani justru akan menjadi lebih berjaya. Mereka hanya akan menikmati hasilnya saja. Selain itu, hobi yang mereka jalankan bisa membuka peluang kerja bagi mereka yang memang sedang membutuhkan pekerjaan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun