Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mempertanyakan Mitos Anak yang Sering Jatuh Akan Segera Punya Adik

25 Mei 2024   16:35 Diperbarui: 25 Mei 2024   16:43 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak (Unsplash/Guilllaume de Germain)

Indonesia sebagai negara yang banyak akan suku dan budaya tentunya mempunyai mitos-mitos yang melegenda di masyarakat. Seperti jangan keluar magrib-magrib takut diculik hantu, jangan makan di pinggir pintu takut sulit jodoh, jangan gunting kuku malam-malam nanti didatangi hantu, dan masih banyak lagi.


Mitos-mitos tersebut tentunya tidak datang begitu saja, melainkan pasti ada beberapa pengalaman yang relevan terjadi pada orang-orang zaman dahulu. Misalnya saja, jangan gunting kuku malam-malam. Di zaman dahulu, penerangan belum secanggih sekarang. Jadi, ketika gunting kuku di malam hari khawatir jari akan ikut tergunting yang tentunya akan sakit terasa. Begitu pula hal yang lainnya, pasti ada sejarahnya.


Tetapi, hal yang cukup menarik perhatian saya adalah mitos mengenai akan segera punya adik lagi jika sering terjatuh. Saya tidak tahu kapan asal-mula mitos ini berkembang di masyarakat, yang pasti saya tahu istilah ini sejak masih kecil, terutama di daerah Sunda. Jika orang yang sering terjatuh, maka ia akan segera mempunyai adik.


Sekilas bahwa mitos tersebut tentunya tidak ada korelasinya. Coba pikir saja, masa iya orang yang sering terjatuh akan punya adik. Anak dilahirkan oleh seorang ibu, sebelum dilahirkan pun dikandung selama sembilan bulan dalam rahim ibu. Lantas, apa yang bisa membuat anak sering jatuh jadi membuat sang ibu kembali hamil?


Sekilas mitos tersebut memang sangat tidak masuk akal, namun saya sangat penasaran memikirkan bagaimana bisa orang akan segera punya adik jika dia sering terjatuh. Hingga pada akhirnya saya pun menemukan benang merahnya, begini kira-kira.


#1 Anak yang sering jatuh sedang mengembangkan keterampilan motoriknya


Dalam sudut pandang ilmu anak usia dini, anak yang sering terjatuh ternyata menandakan bahwa dia sedang belajar untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Artinya, dalam fase ini (balita), si anak sudah mulai bisa untuk menyeimbangkan dirinya dalam artian berjalan bahkan berlari.


Terus, apa hubungannya? Sek-sek. Beberapa orang tua biasanya akan berpikir untuk kembali punya anak jika si anak sebelumnya sudah bisa agak "dibiarkan" dalam artian perhatiannya tidak seketat saat masih bayi. Maka dari itu, orang tua tidak akan terlalu khawatir jika si anak dibiarkan main sendiri, terutama di lingkungan rumah.


Benang merahnya, jika orang tua sudah percaya dengan si anak bisa berjalan, maka beberapa di antara mereka sudah mantap untuk menambah anak. Sebab, anak sebelumnya sudah bisa mandiri dan tidak terlalu membutuhkan perhatian lebih lagi untuk dituntun berjalan, apalagi kalau sudah sekolah.


#2 Orang tua sudah terdoktrin dengan mitos tersebut


Orang tua kita tentunya sudah lebih lama tahu mengenai mitos anak yang sering jatuh akan segera punya adik. Seiring berjalannya waktu, beberapa orang tua mungkin bisa saja menjadi terdoktrin dengan istilah tersebut sehingga muncul keinginan dalam diri untuk mempunyai anak lagi ketika tahu bahwa si anak sering terjatuh.


Hal tersebut tentunya seakan-akan si orang tua menyetujui bahkan mendukung mitos tersebut, toh hadirnya anak adalah sebuah rezeki. Maka dari itu, ketika si anak mengeluh sering terjatuh, maka di saat itu juga orang tua berpikir harus segera punya anak lagi agar si sulung tidak sering terjatuh.


#3 Hanya kebetulan semata


Alasan terakhir mengapa anak yang sering terjatuh akan segera punya adik lagi tentunya itu hanya kebetulan semata. Tidak ada korelasinya antara terjatuh dengan punya adik lagi. Si anak yang mempunyai adik tentunya itu sudah direncanakan oleh orang tuanya atau kehendak dari Tuhan.


Fenomena ibu yang hamil lagi saat si anak masih kecil kemudian dikaitkan dengan mitos yang sudah berkembang di masyarakat. Kebetulan saja, sebelum si ibu hamil, si sulung memang sering terjatuh karena ia sedang mengembangkan kemampuan motoriknya. Selain itu, bisa juga karena si sulung keseimbangannya belum terlalu baik. Di saat bersamaan pula, ibu si sulung ternyata hamil lagi.


Beberapa mitos terkadang memang tidak masuk di akal. Namun, beberapa memang ada ceritta di baliknya karena pengalaman para orang tua di zaman dahulu. Intinya, kita harus selalu berpikir rasional dengan tidak mendiskreditkan ajaran-ajaran orang tua kita asalkan bernilai positif.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun