Dewasa ini, Liga Arab Saudi sedang diperbincangkan oleh khayalak ramai, terutama para pecinta sepak bola. Terakhir, Liga Arab berhasil mendatangkan pemain termahal di dunia saat ini, Neymar Junior. Neymar berhasil ditebus Al Hilal dengan mahar 86 juta poundsterling atau setara dengan Rp1,67 triliun.
Di Al Hilal, Neymar dikontrak selama dua tahun dengan gaji Rp69 miliar per pekannya, mengalahkan gaji Cristiano Ronaldo di Al Nassr yang menyentuh angka Rp68,1 miliar per pekan. Hal itu tentu membuat para pemain bintang tidak akan berpikir banyak jika menerima gaji selangit meskipun harus keluar dari Eropa.
Maraknya pemain bintang Eropa yang berlabuh ke Saudi Pro League tidak lepas dari kehadiran Ronaldo yang sangat fenomenal ketika direkrut oleh Al Nassr dengan biaya 200 juta euro atau Rp3 triliun selama dua musim. Ronaldo seakan menjadi magnet tersendiri bagi Arab Saudi untuk mendapatkan pemain-pemain bintang lainnya dari kancah Eropa.
Terbukti setelah kehadiran Ronaldo, pemain bintang Eropa berangsur-angsur melangkahkan kakinya ke Liga Arab. Sebut saja Karim Benzema, N'golo Kante, Sadio Mane, Jordan Henderson, Edouard Mendy, hingga Riyad Mahrez. Meskipun mereka masih bisa bersaing di kancah Eropa, namun tawaran menggiurkan dari klub-klub Arab membuat mereka memilih Arab Saudi sebagai tempat berlabuh selanjutnya.
Berbeda dengan MLS (Major League Soccer) yang berbasis di Amerika Serikat yang beritanya tidak seheboh Liga Arab Saudi. Sebab, tidak banyak pemain bintang Eropa yang menginjakkan kakinya di sana. Selain Lionel Messi yang berseragam Inter Miami, pemain tenar lainnya yang bermain di MLS di antaranya ada Jordi Alba, Sergio Busquets, Lorenzo Insigne, Xherdan Shaqiri, hingga Giorgio Chiellini.
Meskipun tidak dapat dikatan sedikit, namun pemain-pemain bintang Eropa yang berlabuh di Amerika sering dikaitkan dengan pemain-pemain berusia uzur yang hanya tinggal menikmati sisa kariernya. Itu terbukti dengan hadirnya nama-nama seperti Giorgio Chiellini, Frank Lampard, sampai Andrea Pirlo.
Ada beberapa alasan mendasar yang membuat banyak pemain bintang Eropa---meskipun masih berusia muda---yang lebih memilih Liga Arab ketimbang Liga Amerika seperti berikut ini.
1. Gaji yang besar
Tidak dipungkiri bahwa uang dapat membutakan segalanya, tak terkecuali para pemain sepak bola berlabel bintang. Gaji yang menggiurkan di Liga Arab tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemain bintang Eropa. Terlebih mereka yang sudah memenangkan banyak trofi bergengsi. Maka bermain di Arab Saudi tidak akan menjadi masalah jika gaji yang diterima lebih besar dibanding klub mereka sebelumnya.
2. Jauh lebih menantang
Kehadiran Ronaldo di Liga Arab tampaknya menjadi berkah tersendiri bagi Arab Saudi sebab banyak pemain bintang lain yang mengikuti jejaknya. Banyaknya pemain bintang di Arab Saudi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain yang baru saja dikontrak. Apalagi Arab Saudi terletak di benua Asia yang level sepak bolanya masih tertinggal dari sepak bola Eropa.
3. Atmosfer sepak bola yang melekat
Olahraga favorit yang ada di Arab Saudi diketahui merupakan sepak bola sama seperti di Indonesia. Berbeda dengan Amerika Serikat yang lebih cenderung menyukai olahraga American Football (gridiron) dan basket. Hal ini tentunya membuat atmosfer sepak bola di Amerika tidak semeriah di Arab Saudi. Faktor ini juga yang tampaknya membuat pemain-pemain Eopa lebih memilih Arab Saudi ketimbang Amerika.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa kebanyakan pemain bintang Eropa memilih bermain di klub Arab Saudi daripada Amerika Serikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H