Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menilik Peluang Chelsea Mengarungi EPL Musim 2023/2024

25 Juli 2023   00:59 Diperbarui: 25 Juli 2023   01:03 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nicolas Jackson, pemain anyar Chelsea (sumber: Bola.net)

Gelaran liga terbaik di dunia, Liga Inggris, akan segera memulai perjalanannya kurang dari sebulan ini. Di pekan pertama (13/8), Liga Inggris akan langsung menyuguhkan Big Match antara Liverpool melawan Chelsea. Pertandingan tersebut tentunya cukup berpengaruh terhadap laga-laga selanjutnya bagi kedua tim.

Seperti musim-musim sebelumnya, Liga Inggris akan kedatangan tiga tim baru yang promosi dari Liga Championship, mereka di antaranya adalah Burnley, Sheffield United, dan Luton Town FC. Ketiga tim tersebut akan menggantikan Southampton, Leicester City, dan Leeds United yang sayangnya harus terdegradasi di musim 2022/2023.

Sebagai fan Chelsea, sebenarnya musim lalu saya sempat dag-dig-dug jika tim kesayangan saya ini akan terjun ke Championship sebab performa yang buruk. Beralihnya kepemilikan Chelsea dari Abramovich ke tangan Todd Boehly dan para konconya membuat tim ini seperti ayam yang kehilangan induknya. Hal tersebut terbukti dengan kacaunya ruang ganti Chelsea setelah Thomas Tuchel didepak dari Stamford Bridge.

Todd kemudian menunjuk Graham Potter, yang merupakan mantan pelatih Brighton & Hove Albion, untuk menahkodai The Blues. Namun sayangnya ia juga harus menerima pil pahit karena harus didepak dari Stamford Bridge---yang kemudian digantikan oleh Frank Lampard, sang legenda kesayangan Chelsea, yang juga baru didepak dari Everton.

Hadirnya Lampard sama sekali tidak merubah apa pun bagi permainan Chelsea, justru mantan kapten Chelsea ini malah mencatatkan rekor sebagai pelatih Chelsea yang paling buruk dalam 118 tahun terakhir. 

Sejak ditunjuk sebagai manajer pelaksana, Lampard mengalami empat kekalahan beruntun termasuk saat Chelsea harus angkat kaki dari perempat final Liga Champions setelah kalah telak 4-0 dalam agregat oleh Real Madrid.

Di musim ini, Chelsea menunjuk Mauricio Pochettino sebagai pelatih utama klub setelah beberapa nama tenar sempat mencuat seperti Julian Nagelsmann, Antonio Conte (yang juga pernah melatih Chelsea musim 2016-2018), hingga Zinedine Zidane. Ini merupakan pekerjaan pertama Pochettino setelah di musim 2022 dipecat klub kaya Paris Saint-Germain (PSG).

Setelah musim 2022/2023 berakhir, banyak pemain inti Chelsea yang memilih hengkang ke klub lain. Sebut saja Kai Havertz dan Mason Mount yang masing-masing menandatangani kontrak untuk Arsenal dan Manchester United. Edouard Mendy dan N'golo Kante, sang starting line-up final Liga Champions 2021/2022, menerima pinangan dari klub Arab Saudi. Chelsea juga harus kehilangan sosok leader, Csar "Dave" Azpilicueta, yang telah mengabdi pada klub selama 11 tahun.

Hanya ada tiga pemain inti starting line-up Final Lisbon 2022 yang tersisa. Mereka adalah Ben Chilwell, Reece James, dan Thiago Silva. Dengan hengkangnya Azpilicueta, nampaknya Reece James atau Kepa Arrizabalaga yang akan memegang ban kapten, atau bahkan Thiago Silva.

Di musim baru ini, Todd membeli banyak pemain muda. Hal ini tentunya menjadi langkah berani yang diambil oleh Chelsea. Tentunya pemain-pemain tersebut masih terdengar asing di telinga para pecinta sepak bola awam seperti saya. 

Pemain label bintang yang sudah dibeli Chelsea di antaranya ada Christopher Nkunku dari RB Leipzig dan Nicolas Jackson dari Villarreal yang berhasil mencetak sebiji gol dan dua assist dalam laga persahabatan melawan Brighton pada Minggu (23/8).

Dengan komposisi pemain yang ada saat ini, tentunya Pochettino harus berpikir keras untuk menyatukan pemain-pemain dengan karakter berbeda. Terlebih ruang ganti Chelsea yang sempat tidak baik-baik saja. 

Memakai pemain-pemain muda tentunya akan memberikan gairah tersendiri bagi Pochettino, ditambah pemain-pemain berpengalaman yang juga berkualitas seperti Thiago Silva, Reece James, Mykhailo Mudryk, hingga Kepa sang kiper andalan Chelsea saat ini.

Pertandingan pertama di musim ini bukanlah perkara yang mudah bagi Pochettino karena harus langsung berhadapan dengan Liverpool, yang juga mendatangkan pemain-pemain top seperti Mac Allister dan Dominik Szoboslai---ditambah lini depan yang sangat menyeramkan (aka: Darwin Nunez, Luis Diaz, Mohamed Salah, Cody Gakpo, dan Diogo Jota).

Perjuangan Chelsea di Premiere League musim ini sepertinya tidak akan terlalu berat jika dilihat dari kompetisi yang mereka ikuti. Seperti yang kita tahu, musim ini Chelsea tidak akan terlibat dalam kompetisi Eropa karena posisi klasemen di musim lalu (12). Dengan kompetisi yang sedikit, setidaknya Pochettino bisa lebih fokus untuk menunjukkan tajinya di Premiere League.

Posisi tersebut tidak kali ini saja dialami oleh Chelsea. Pada musim 2016/2017, Chelsea pun tidak berkompetisi apa pun di Eropa, dan hasilnya tim asuhan Antonio Conte (saat itu) berhasil merengkuh titel Premiere League, unggul 7 poin dari Tottenham Hotspur. 

Di musim sebelumnya Chelsea hanya finish di posisi 10 klasemen. Akankah kejayaan tersebut berulang kembali di musim ini? Patut kita tunggu, sobat bola!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun