Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasepuhan Ciptagelar, Kampung Adat Wisata yang Membuat Mata Segar

1 November 2022   19:45 Diperbarui: 1 November 2022   19:53 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar dua jam melakukan perjalanan yang cukup melelahkan, saya berhasil mencapai salah satu keindahan yang ada di kawasan pedalaman Gunung Halimun-Salak, tepatnya di Kampung Sukamulya Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Keindahan tersebut dikenal dengan Kasepuhan Ciptagelar, kampung adat berbasis pertanian yang masih eksis hingga saat ini.

Meskipun dilabeli sebagai kampung adat, yang bagi sebagian orang terasa kuno dan tertinggal, Kasepuhan Ciptagelar justru menjadi salah satu kawasan adat yang berdampingan dengan perkembangan zaman. Di sana, teknologi bukanlah suatu hal yang tabu. Bahkan, teknologi adalah hal utama yang diadopsi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar.

Untuk menghidupkan berbagai perangkat elektronik, Kasepuhan Ciptagelar memiliki pembangkit listrik yang dihasilkan dari energi air dan matahari. Handphone, laptop, Wi-Fi, dan berbagai perangkat modern lainnya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat kasepuhan (sebutan untuk masyarakat yang tinggal di Kasepuhan Ciptagelar). Bahkan, mereka mempunyai saluran televisi sendiri bernama Ciga TV.

Leuit (tempat menyimpan persediaan beras bagi masyarakat Kasepuhan) [Dok: Pribadi]
Leuit (tempat menyimpan persediaan beras bagi masyarakat Kasepuhan) [Dok: Pribadi]

Tidak hanya itu, pemandangan yang ada di kampung adat ini tidak main-main. Siapa pun yang mengunjungi Kasepuhan Ciptagelar, dijamin matanya akan langsung segar. Sebab, di sekeliling tempatnya tumbuh subur berbagai tanaman, terutama padi. Masyarakat di sini tidak akan pernah kelaparan karena mempunyai cadangan beras yang sangat melimpah. Hasil panen padi biasanya akan disimpan dalam leuit (lumbung padi), yang bentuknya seperti panggung mini dengan bahan kayu. Tidak akan heran jika pertama kali masuk ke sini, kalian akan disuguhi pemandangan leuit yang berjejer rapi dan cocok untuk dijadikan spot berfoto.

Perjalanan menuju Kasepuhan Ciptagelar terbilang mudah jika dari pusat kota, baik menggunakan mobil atau pun motor. Meskipun begitu, kita harus tetap mempersiapkan segala kebutuhan berkendara dengan baik, terlebih ketika akan memasuki kawasan kaki gunung yang cukup terjal. Di dalam kawasan kampung adat, kita dapat menikmati pemandangan dengan berkendara sepeda, motor, mobil, atau berjalan kaki sambil menghirup udara bebas. Dengan begitu, Kasepuhan Ciptagelar sudah cocok dijadikan sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara yang mana merupakan program dari Adira Finance (adira.id/e/fkl2022-blogger) untuk membantu kembangkan potensi desa wisata yang ada di Indonesia.

Padi-padi yang diikat di sepanjang jalan kampung adat Kasepuhan Ciptagelar [Dok: Pribadi]
Padi-padi yang diikat di sepanjang jalan kampung adat Kasepuhan Ciptagelar [Dok: Pribadi]

Di Kasepuhan Ciptagelar biasanya selalu mengadakan berbagai upacara adat tahunan seperti Ngaseuk, Mipit, Nganyaran, Ponggokan, hingga Serentaun. Serentaun adalah salah satu tradisi adat yang sangat dikenal, di mana ritual tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil alam yang diterima, khususnya pada sektor pertanian dan perkebunan. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu Festival Kreatif Lokal yang keberadaannya harus tetap dijaga.

Sebagai kawasan dengan potensi wisata yang sangat baik, tentunya Kasepuhan Ciptagelar perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah agar perkenomian warga setempat semakin meningkat serta dapat dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

#AdiraFinance

#DesaWisataRamahBerkendara

#FestivalKreatifLokal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun