Sepatutnya, diklat Indonesia harus merata di 34 provinsi, tidak hanya terpusat di beberapa kawasan saja. Dulu saya pun sempat mengikuti SSB (Sekolah Sepak Bola) di dekat rumah, namun kini SSB tersebut sudah tidak beroperasi lagi.
3. Indisipliner pemain
Selanjutnya, penyebab sepak bola Indonesia nggak maju-maju ya karena ulah pemainnya sendiri. Banyak pemain yang ketika sudah berkesempatan dipanggil timnas, namun malah melakukan tindakan indisipliner.Â
Masalah itu tidak terjadi sekali dua kali saja. Sehingga beberapa pemain yang sebenarnya mempunyai kualitas mumpuni karirnya malah mati karena ulahnya sendiri. Untung saja pelatih Indonesia sekarang menerapkan sikap disiplin yang tinggi terhadap para pemainnya.
4. Pemain yang enggan keluar dari zona nyaman
Selain tindakan indisipliner, masalah pemain yang terlalu betah bermain di liga Indonesia menjadi salah satu faktor mengapa sepak bola kita enggan maju. Kita tahu sendiri bahwa banyak pemain lokal yang berkualitas dan cocok main di luar negeri. Tapi beberapa dari mereka enggan untuk melakukannya.Â
Selain itu, ada juga beberapa klub yang enggan untuk melepas pemainnya ke klub luar. Hingga banyak pemain yang tidak bisa berbuat banyak dan terpaksa mengikuti kultur sepak bola dalam negeri yang (isi saja sendiri).
5. Peran perangkat pertandingan
Tidak hanya sarana dan prasarana yang berpengaruh, perangkat pertandingan juga sangat berperan terhadap kemajuan sepak bola Indonesia. Perangkat pertandingan seperti wasit, asisten wasit, atau hakim garis bertugas untuk memimpin jalannya pertandingan di lapangan.Â
Jika keputusan-keputusan wasit tidak tegas atau malah melakukan kesalahan konyol, ya mau sampai kapan pun sepak bola di negeri ini tidak akan maju. Jangan sampai peran perangkat pertandingan malah menghancurkan persepakbolaan di Indonesia.
6. Regulasi kompetisi yang bobrok