Mohon tunggu...
Erfransdo
Erfransdo Mohon Tunggu... Lainnya - Journalist, Traveler

Penggiat aksara dan penggemar tualang | Chelsea fans

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makan Mie Instan Pakai Nasi Itu Nikmatnya Tiada Tara

2 Februari 2022   19:09 Diperbarui: 2 Februari 2022   19:14 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Mi instan adalah salah satu makanan favorit di Indonesia. Bahkan saya bisa jamin bahwa di setiap rumah orang-orang Indonesia pasti setidaknya menyetok mi instan dua atau lebih untuk dinikmati bersama keluarga. Tidak hanya di Indonesia, mi instan buatan Indonesia juga sudah melanglang buana ke berbagai negara karena saking enaknya.

Di Ghana, Indomie seakan menjadi barang mewah yang orang-orang kecil tidak akan mampu untuk mendapatkannya. Mirisnya, wanita-wanita di sana rela 'menjual dirinya' hanya untuk menikmati semangkuk mi instan. Hanya demi mi instan, lho. Tidak heran kalau di negara-negara Afrika sana khususnya negara kecil banyak yang hamil di luar nikah karena hal-hal sepele seperti itu.

Oke lanjut lagi. Seiring berkembangnya zaman, berbagai inovasi pun dilakukan oleh para pengusaha mi instan dengan cara memberikan varian rasa ke dalam mi sehingga para penikmat mi instan tidak akan kebosanan. Dengan begitu, semakin banyak pula penikmat mi instan di dalam negeri. Bagi sebagian orang mungkin ada yang memakan mi sebagai camilan dan adapula yang digunakan sebagai makanan pokok. Seperti mahasiswa di akhir bulan misalnya, hehe.

Bukan orang Indonesia kalau makan nggak pakai nasi. Katanya, kalau nggak makan nasi berarti doi belum makan dengan afdal. Mangkanya segala suatu makanan berat harus disertakan dengan nasi, termasuk ketika memakan mi---meskipun tidak semua melakukan hal yang sama sih. Saya adalah termasuk orang yang beberapa kali makan mi pakai nasi---eh apa makan nasi pakai mi ya? Biasanya saya akan makan mi dengan nasi kalau dalam keadaan yang lapar. Kalau sekadar mengganjal perut, biasanya saya tidak akan menyertakan nasi.

Saya sadar betul jika memakan mi dengan nasi bukanlah suatu hal yang baik bagi kesehatan karena akan menumpuknya karbohidrat. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan risiko diabetes. Maka dari itu saya tidak sering memakan mi dengan nasi kecuali kalau sedang lapar-laparnya dan juga kalau tidak ada lauk pauk yang bisa saya makan lagi hihihi.

Bagi saya pribadi, makan mi pakai nasi rasanya sungguh nikmat tiada tara. Apalagi ditambah beberapa toping di atasnya. Makan mi dengan nasi ditambah gorengan adalah kenikmatan yang begitu hakiki. Namun hal itu jangan ditiru ya gaes karena sangat buruk bagi kesehatan. Sekali dua kali mungkin tidak akan apa-apa. Pokoknya kalian harus mengendalikan nafsu. Jangan sampai semua yang berminyak digabres abis hahaha.

Pertama kali saya menikmati mi dengan nasi adalah ketika saya masih sekolah SD. Kala itu kalau saya sekolah selalu dibekali nasi oleh ibu saya. Kalau sedang makmur, biasanya ibu akan membekali saya nasi dengan lauk pauk yang berkelas seperti ayam goreng, sup sapi, atau masakan-masakan lezat lainnya. Namun kalau sedang seret, biasanya saya akan dibekali mi goreng beserta nasi dengan telur dadar.

Meskipun hanya berbekal nasi dengan mi goreng, tapi saya sangat menikmatinya. Karena makanan yang lezat dan nikmat itu bukan dari bahan atau komposisinya, namun siapa yang memasak dan menyajikannya. Uhuyyy. Tapi saya jujur, sejak saat itu bekal nasi dengan mi goreng adalah salah satu makanan favorit saya ketika sekolah. Ketika ibu membeli ayam untuk bekal sekolah, biasanya saya akan meminta untuk ditambahkan mi di dalam kotak makanan saya.

Karena keseringan makan mi disertai nasi, akhirnya om saya menegur saya. Kata blio makan mi pakai nasi itu nggak baik buat kesehatan bisa bikin gula darah naik dan bisa mengakibatkan diabetes. Katanya mungkin saya tidak akan merasakannya sekarang, tapi nanti setelah menginjak usia tua maka akan terasa dampaknya. Mendengar hal seperti itu, akhirnya saya pun mengurangi makan makanan yang seharusnya tidak saya makan---meskipun sesekali masih membandel.

Seperti kata kebanyakan orang, mi instan itu sangat membantu sekali para perantau yang ngekos atau ngontrak di kota apalagi kalau di akhir bulan. Saya sendiri sangat merasakannya. Sudah tahu lah ya kalau akhir bulan gimana rasanya, pastinya uang akan menipis. Apalagi sebagai mahasiswa harus bayar ini dan itu, terlebih jika harus bayar kemeja organisasi dan lain sebagainya. Pokoknya harus pintar berhemat deh.

Salah satu senjata ampuh ketika uang menipis di perantauan dan tidak bisa makan enak yaitu dengan menggunakan mi instan sebagai penyelamat. Bahkan mi yang dimasak akan dibagi setengah untuk makan malam dengan nasi. Untung-untung ada lauk lain selain mi. Tapi bagi saya, makan mi pakai nasi adalah salah satu makanan yang sangat enak untuk dinikmati baik dalam keadaan lapang maupun susah. Tapi ingat ya, jangan keseringan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun