“Citra aku ingin memilikimu dengan sepenuh jiwaku, apakah kamu mau menikah denganku untuk yang pertama dan terakhir kali?”
Sontak aku terkejut, namun aku juga menganggukkan kepala sebagai tanda aku menerimanya. Ternyata disitu juga hadir pak penghulu,rupanya Diandra dan Alex belum sah menikah karena belum ijab kabul,sehingga pelaksanaan ijab kabul kami dilaksanakan bersamaan di ruangan serba putih ini. Bunda sedari awal memang telah merestui hubunganku dengan siapapun asalkan aku bahagia, terlihat bunda sangat terharu,bahagia, namun tetap meneteskan air mata. Kulihat wajah semua orang bahagia mendengar sahnya pernikahanku dan pernikahan Diandra, janji itu benar-benar terwujud. Namun, semakin lama pandanganku semakin menggelap, aku tak dapat melihat semuanya, aku merasa telah meninggalkan mereka semua, aku masih dapat mendengar suara tangisan dan jeritan mereka memanggil namaku, tapi jiwaku sudah tidak di sini. Selamat tinggal semuanya aku akan membawa kebahagiaan ini ke langit yang tertinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H