Menuliskan ini tuh rasanya malu - malu sedap. Biasanya bila ada info yang tak dikenal atau kurang bisa dipercaya (harus ditelusuri lagi) menyangkut institusi atau lembaga besar, terlebih perusahaan level atas dengan nama besar tak melulu saya gubris, lihat - lihat kontennya dan selalu cek apakah benar dari perusahaan/institusi yang bersangkutan.Â
Maklum, jaman sekarang kewaspadaan kita mutlak di-upgrade karena informasi atau berita yang bisa memperkaya dan menambah ilmu yang sebelumnya kita punya pun sering disalahgunakan, hoaks misalnya.
Beberapa hari lalu beredar berita soal WA bagi-bagi kuota gratis (dan mungkin teman-teman Kompasianer yang lain juga sudah tahu), pun saya terima juga pesan tersebut, dari teman masa kecil rupanya. Ia membagikan sebuah link, dari judulnya sih "katanya" dari WA..., tertegun sejenak karena atasnya memang tercantum alamat web WA, tapi link bawah-nya yang harus di-klik sama sekali gak ada bau-bau WA-nya.
Dasar ya... mata saya sudah kadung tersepona, tersandung, dan tersirep dengan kata - kata "35GB internet gratis, all operator". Penasaran, tanpa cek, saya langsung klik en klik. Baru kali ini ikut kuesioner yang ada di laman web "yang katanya" dari WA.Â
Biasanya kalo sedang tak malas saya mau mengikuti, tapi sudah jelas asal - muasal link tersebut (link-nya pasti ada nama perusahaan resminya), bukan sekedar katanya apalagi hanya dari link berantai. Sekali lagi, ini mungkin karena saya sedang kasmaran keranjingan (kalau tak mau dibilang "kemaruk") dengan kuota gratis.
Tapi logika saya yang waras masih memegang pepatah lama nenek moyang, gak ada "makan siang" gratis alias ada udang dibalik iming2 kuota gratis wkwkwkwk..., saya ikuti kuesioner yang diberikan (Survey-nya sih sudah terbaca "yang penting ada tanya jawab"nya), lantas diminta menunggu supaya panel dibagian bawah penuh (semacam ikon loading).
 Semenit dua menit saya tunggu, berhubung emak - emak macam saya itu kerjaannya gak hanya berpangku jajet menunggu loading-an, saya sambi bercengkrama dengan anak saya dan pekerjaan lain. Akhirnya, saya cut off saja loading-an yang masih stagnan itu. Saya berpikir bahwa...., ya iyalah kuota gratis 35GB free, mungkin hanya untuk segelintir orang saja yang beruntung, dan saya termasuk yang tidak segelintir itu :-D.
Penasaran kembali, saya berbalas pesan ke teman saya yang mengirim link, nyatanya dia sendiri pun bernasib sama #duh. "katanya" lagi, temennya dia dapat kok kuotanya (gak taulah temennya temen yang mana, apa dari temennya temennya dia ke temennya lagi, bingung qiqiqi...). Saya mulai yakin ini pasti gak rebes tapi saya ngotot belum gugling mencari-cari informan yang kredibel.Â
Tetep berhantu penasaran, kali aja emak-emak tetangga saya beruntung, saya kasih deh ke salah satu tetangga dekat saya, pun didapat hasil yang sama. Malah tetangga saya dituding "nyampah" karena ada sebagian yang sudah tahu kalau itu Hoax #MaapYaMak :-). Saat saya info ke misua dan saya bagi link-nya, Paksu (Pak Suami) juga langsung komentar "Hoax itu".
Lusanya, notifikasi wa dari paksu saya terima. Paksu mengirim ss (Screenshot), ia jepret dari laman Kompas yang memberitakan bahwa perihal hingar-bingar kuota gratis itu hanyalah hoaks, provider yang dimuat itu juga menyatakan demikian. Lagi2, saya menyalahkan diri sendiri, kenapa pula baperan, telinga jadi panjang, dan mata melotot gak karuan terhipnotis sebaris kalimat "35GB internet gratis" :-D.
Dunia offline atau online memang lebih mudah segalanya buat kita saat ini dengan makin bertambah besar penemuan - penemuan di bidang teknologi. Tapi sekali lagi, "Kepiawaian" dan sikap "Bijak" kita dalam mengolah informasi yang kita terima (dari manapun) bisa jadi penentu juga, karena meski tidak ada maksud merugikan orang lain pada akhirnya berujung pada tanya, "apakah kita bagian dari manfaat atau malah sebaliknya?".
Terimakasih berkenan berkunjung :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H