3. Harus menambah waktu karena ikut CL ke stasiun tujuan akhir. Ya imbas dari pesaing commuters yang sudah membludak dan CL yang diharapkan belum datang atau memang inginnya duduk dan daripada jadi manusia setengah penyet karena empet -- empetan bisa dengan cara menaiki CL ikut dulu ke stasiun akhir, dengan catatan stasiun akhirnya ya nggak jauh -- jauh amat dari stasiun kita berada-lah. Seperti saya yang saban hari transit di stasiun Duri kadang naik CL dengan tujuan stasiun Angke (stasiun akhir) dulu, karena CL tersebut setelah Angke akan balik lagi ke Bogor. Kurang lebih makan waktu 15 menit sama nge-tem-nya, ini hanya contoh CL dengan rute Angke -- Bogor yah.
4. Pas Weekend bila naik CL yang peminatnya sedikit enaknya seluruh badan bisa diselonjorin, contoh tujuan Angke -- Nambo (Cibinong) karena mayoritas kan kalau weekend banyak yang tamasya ke Bogor, sedangkan saya yang tujuan Citayam bisa naik CL tujuan Bogor atau Nambo, menyenangkan sampai lupa kalau kita berada di kota yang gang tikusnya aja macet hihihi....
5. Yang ini lebih ke masalah hati nurani..., pas sudah dapat tempat duduk dan penuh -- penuhnya lantas melihat bumil, orang tua, atau anak kecil saya jadi merasa bersalah duduk, dan ending-nya memberi tempat untuk mereka..., apalagi lebih bersalah saat pas dapat duduknya di ujung2 gerbong karena memang tempat duduk tersebut adalah kursi prioritas bagi para bumil, lansia, ibu membawa anak, dan mereka yang termasuk penumpang disabilitas.
Disini nih baru paham lagi kenapa terkadang ada pribadi yang cuek atau jadi "egois" (saat itu) hanya soal tempat duduk..., karena perjuangan mendapatkan tempat duduk di CL memang sering tidak remeh temeh, ditambah kondisi fisik kala itu yang sudah lelah ingin rebahan. Eh masih ingat to dua wanita yang berebut tempat duduk di CL tempo waktu itu?. Alhamdulillah masih diberi kekuatan tulang pada kaki sehingga biarpun akhirnya lama berdiri lantaran gak dapat tempat duduk di CL masih bisa haha dan hihi.
Ah perjuangan seperti ini rasanya masih sangat tak berartinya dibanding mereka diluar sana yang punya kehidupan lebih berat ketimbang diri ini, dan menjadi Commuters membuat saya bersyukur akan lain hal..., Alhamdulillah karena saya ataupun anda masih Allah beri Keluarga utuh yang saat ini terus kita upayakan bahagia dan sehatnya.
Ada jugakah disini anda yang Commuters?. Trims berat sudah membaca :-)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H