Mohon tunggu...
Erfan Yudianto
Erfan Yudianto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Matematika

Saya adalah dosen pendidikan matematika, yang pastinya memiliki kegiatan favorit mengajar dan meneliti dalam bidang yang saya tekuni. Selain itu saya senang sekali traveling ke lokasi-lokasi yang tidak familiar, baik alam, pantai, gunung, bahkan keramaian. Jika ada waktu dan lokasi yang membutuhkan tenaga saya, saya akan melakukan pengabdian di sana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendampingan Belajar Gema Kreasi Olah Sampah, Marketplace, dan Permainan Tradisional di Desa Serut, Panti, Jember

1 Desember 2024   23:18 Diperbarui: 1 Desember 2024   23:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 4. Kegiatan Remaja Desa Serut saat Pembuatan Buket (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)

Gambar 6. Pembuatan Pouch dari kain perca (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)
Gambar 6. Pembuatan Pouch dari kain perca (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)

Pembuatan Totebag

Selain itu,  Ibu-ibu Desa Serut memanfaatkan kain perca berwarna putih yang kemudian diberi motif dengan teknik tie-dye. Tie-dye adalah teknik pewarnaan kain yang dilakukan dengan cara mengikat atau melilit kain pada bagian-bagian tertentu, kemudian mewarnainya dengan berbagai warna, sehingga menciptakan pola-pola unik dan berwarna-warni. Setelah kain tersebut dimotif, mereka kemudian menjahitnya menjadi totebag yang siap dipamerkan. Hasil karya ini tidak hanya menunjukkan kreativitas dan keterampilan, tetapi juga upaya dalam mengurangi limbah tekstil dengan memanfaatkan kain bekas yang sebelumnya tidak terpakai.

Gambar 7. Ibu-ibu beserta Totebag yang dibuat Secara Mandiri (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)
Gambar 7. Ibu-ibu beserta Totebag yang dibuat Secara Mandiri (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)

Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu di Desa Serut yang dengan penuh semangat mengikuti pelatihan membuat totebag dari kain perca yang telah di-tie-dye. Setiap totebag yang dihasilkan memiliki desain yang unik dan menarik, menunjukkan hasil karya tangan yang penuh perhatian. Meskipun saat ini produk-produk tersebut masih dalam tahap pameran, namun antusiasme dari ibu-ibu tersebut sangat tinggi, dan mereka berharap dapat menghasilkan produk yang diminati pasar. Rencana selanjutnya dari kegiatan ini adalah melaksanakan penjualan totebag yang telah dipamerkan. Ke depan, diharapkan produk-produk ini dapat dijual dengan harga terjangkau dan memberi manfaat ekonomi tambahan bagi ibu-ibu di Desa Serut. Penjualan ini akan dilakukan setelah melihat respons dan minat dari masyarakat terhadap hasil karya yang dipamerkan.

Rencana Tindak Lanjut Kegiatan di Masa Depan

kegiatan ini berarap besar untuk dilanjutkan dengan beberapa rencana tindak lanjut sebagai berikut:

  1. Pelatihan Lanjutan: Pemberian pelatihan lebih lanjut mengenai pembuatan produk daur ulang yang dapat dipasarkan secara online atau di pasar lokal.
  2. Pameran dan Pemasaran: Pemasaran produk-produk yang telah dibuat melalui media sosial dan marketplace untuk meningkatkan penghasilan masyarakat setempat.
  3. Pembentukan Kelompok Kerja: Pembentukan kelompok kerja yang fokus pada pengelolaan sampah dan pengembangan produk daur ulang untuk meningkatkan ekonomi lokal.
  4. Pendidikan Berkelanjutan: Melakukan edukasi lebih lanjut mengenai pentingnya pengelolaan sampah dan pelestarian budaya lokal.
  5. Kemitraan dengan Pihak Luar: Menjalin kemitraan dengan organisasi atau perusahaan di bidang daur ulang atau produk ramah lingkungan untuk memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa Program GEOMETRI di Desa Serut memberikan kontribusi signifikan dalam pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan keterampilan, pengelolaan sampah, dan pelestarian budaya lokal. Dengan adanya tindak lanjut yang telah direncanakan, diharapkan Desa Serut dapat terus berkembang menjadi desa yang mandiri, kreatif, dan berkelanjutan. Program ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Testimoni dari Owner TBM: Rumah Baca Trinanda

Dambar 8. Testimoni dari Owner TBM Trinanda, Panti, Jember, Jawa Timur (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)
Dambar 8. Testimoni dari Owner TBM Trinanda, Panti, Jember, Jawa Timur (Sumber: Tim Pengabdian FKIP UNEJ)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun