Sebagai seseorang yang lahir dan dibesarkan di sebuah kampung pelosok Lampung. Ramadan menjadi bagian kenangan yang tidak pernah terlupakan di masa kecil. Petualangan penuh keceriaan, keseruan bersama teman jadi momen indah di kala puasa dengan banyak tantangan dalam menahan lapar dan dahaga.
Puasa Ramadan sudah sejak kecil diajarkan orangtua sejak kelas satu sekolah dasar. Walaupun dulu puasa yang dilakukan kebanyakan setengah hari namun kebahagiaan Ramadan terasa sekali. Semakin bertambah umur puasa mulai dilakukan satu hari penuh tentunya dengan banyaknya godaan dan tantangan.
Hal yang dilakukan kami semasa kecil dalam menghalau rasa lapar dan dahaga adalah melakukan petualangan-petualangan. Tinggal di pelosok dengan sumber daya alam yang melimpah membuat kami begitu menikmati petualangan demi petualangan.
Hutan adalah tempat favorit kami dalam berburu sesuatu. Meskipun hutan yang ada di kampung tidak seluas hutan di Kalimantan akan tetapi sudah menjadi tempat yang menyenangkan. Namun jangan dibayangkan hutan yang kami masuki adalah hutan belantara karena hutan di kampung terdiri dari banyak pepohonan dan dikelilingi kebun singkong, kebun kopi dan kebun kelapa sawit.
Lantas apa yang kami lakukan di hutan? Biasanya kami akan mencari sarang burung yang ada telurnya. Kami akan amati untuk nantinya ketika telur telah menetas menjadi anak burung dengan besaran yang sudah siap dipelihara kami akan mengambilnya.
Jika tidak ada sarang burung, petualangan kami akan berlanjut dengan mengambil aneka tanaman yang bisa kami makan untuk berbuka puasa. Ada daun cincau rambat yang bisa kami olah menjadi cincau murni. Selain tanaman cincau, jamur yang akan dimakan juga jadi incaran kami.
Selain hutan, sungai dan sawah jadi tempat petualangan kami berikutnya. Sungai dengan aliran yang tenang menjadi tempat paling diminati. Cuaca panas, kerongkongan yang kering karena puasa memang pas berenang di sungai. Sesekali kami memancing ikan di aliran sungai atau beramai-ramai kami menangkap ikan dengan menggunakan seser sejenis tampah berlubang dari bambu.Â
Seser akan kami dorong dari dasar sungai lalu kami dorong ke atas. Ikan-ikan kecil hingga besar, udang sungai dan kepiting akan tertangkap di seser. Karena yang turun ke sungai banyak orang, air sungai jadi keruh sehingga ikan-ikan yang ada di dalam sungai akan mabok dan muncul di permukaan.Â
Jika begitu, kami dengan mudahnya akan menangkap ikan-ikan tersebut dengan seser. Jenis ikan yang sering kami dapatkan adalah ikan belida, ikan gabus, ikan lele, ikan sempat, ikan betok dan ikan-ikan lainnya khas Sumatera Kalimantan.
Keseruan mencari ikan atau keseruan berenang di sungai biasanya kami lakukan hingga sore. Setidaknya dengan begitu kami dapat melupakan haus dan lapar.
Selain hutan, sungai dan sawah, tempat lain yang jadi petualangan kami adalah kebun masyarakat di kampung. Di pinggir kebun biasanya akan ditanami pohon buah yang beragam jenisnya seperti buah rambutan, cempedak, mangga, jambu air, dan buah kelapa. Melimpahnya buah-buahan di kampung kami membuat kami menikmatinya sepanjang tahun sesuai dengan musim.