Mohon tunggu...
Erfan Adianto
Erfan Adianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya seorang buruh biasa yang ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Tim Sepak Bola dan Ilmu Pengetahuan

29 Desember 2010   03:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:16 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa dipungkiri, sepak bola adalah olah raga terpopuler di Indonesia walaupun tahun-tahun terakhir minim prestasi. Keberhasilan Tim Nasional Indonesia menembus final Piala AFF 2010 membuat semangat nasionalisme membuncah ditengah kejenuhan masyarakat akan berbagai kasus-kasus korupsi dan mafia hukum yang tidak pernah bisa diselesaikan dengan segera oleh negara. Mengingat final leg 1 di Stadion Bukit Jalil Malaysia Tim Nasional Indonesia kalah 0-3 apapun penyebabnya, tentulah sangat berat untuk dapat memenangkan pertandingan final leg ke 2 di stadion GBK malam ini seperti yang kita tahu bersama Indonesia harus menang dengan selisih minimum 4!!!Tapi dalam sepak bola segala macam kemungkinan bisa terjadi.

Apapun hasil akhir pertandingan nanti baik sebagai juara maupun sebagai runner up,pekerjaan rumah untuk pengurus PSSI sudah menanti,mengingat harapan masyarakat akan prestasi sepak bola sangat tinggi untuk tahun-tahun mendatang. Selain memutar roda kompetisi sepakbola profesional secara benar-benar profesionaldengan masing-masing jenjang tingkatannya, juga menggerakkan roda kompetisisepakbola kelompok usia dini. Tidak mudah memang mengelola kompetisi dengan jenjang masing-masing ini, karena sangat diperlukan ilmu managemen profesional layaknya mengelola perusahaan yang menghasilkan keuntungan atau profit. Mengapa roda kompetisikelompok usia dini sangat diperlukan? Tentu saja hal ini adalah sebuah proses kaderisasi yang berjalan terus menerus. Dengan berputarnya roda kompetisi usia dini, para pemain usia muda dapat lebih matang dalam skill, knowledge dan mental bertanding, dan pada saatnya kelak dapat menggantikan senior mereka yang sudah berusia diatas 25 tahun apalagi 30 tahun.

Saya teramat yakin, negara-negara yang sudah maju persepakbolaannya sudah menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menunjang prestasi mereka di level dunia. Selain ilmu managemen profesional dalam mengelola sebuah kompetisi yang padat dan penuh persaingan, tidak bisa dipungkiri banyak cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam sepak bola. Ilmu sport medicine misalnya, digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal, baik fisik, sendi/otot dan laboratorium yang tentunya akan dipergunakan oleh pelatih kepala untuk menentukan optimalisasi susunantim sehingga program kerjanya tidak terpengaruh oleh pemain yang terganggu kesehatannya. Bahkan ilmu ini dapat diaplikasikan dalam pencarian bakat pemain-pemain yang akan mengisitim nasional tentunya berkolaborasi dengan penggunakan teknologi informasi sehingga dengan data base yang ada dapat dilakukan pemilihan pemain yang sesuai dengan gaya kepelatihan sang pelatih kepala.

Aplikasi ilmu pengetahuan yang lain dalam sepak bola adalah ilmu gizi atau sport nutrition. Bayangkanlah jika pemain sepak bola asupan makanannya tidak diatur sedemikian rupa, yang terjadi adalah kebugaran yang terganggu sehingga dapat dipastikan ketika bermain di lapangan bukan pemain-pemain yang lincah, namun pemain-pemain yang keberatan badan atau perut.Ilmubukan gizi khususnya sport nutrition bukan hal yang sepele, bahkan ikut menentukan kebugaran pemain. Nutrisi, kalori, protein dan lemak dihitung dengan cermat dan dikonversikan dalam bentuk menu makanan yang memenuhi persyaratan dan tentunya masih nyaman dimakan oleh para pemain. Selain dari asupan makanan, juga perlu diatur porsi latihan kebugaran agar kondisi fisik selalu dalam kondisi optimal dan well perform.

Tidak kalah penting adalah penaganan mental pemain baik dari awal perekrutan tim inti sampai pada saat pertandingan. Ilmu psikologi olahraga sangat diperlukan untuk membangun mental para pemain sebagai sebuah tim. Bagaimana mengatasi tekanan mental saat diserang, bagaimana mengendalikan emosi saat dilapangan utamanya tekanan dari penonton, bagaimana menghadapi persdan tentu saja bagaimana menjaga konsistensi dan fokus terhadap kompetisiyang ketat dan padat, hal-hal inilah yangmenjadi domainilmu psikologi olah raga.

Pemanfaatan teknologi informasi, data base, dan ilmu statistik tidak jarang dapat membantu dalam meningkatkan performa tim. Rekaman rekaman pertandingan tim, rekaman-rekaman individu pemain sendiri dan permainan tim lawan dapat dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi ini sehingga memudahkan dalam melakukan analisa, evaluasi dan perbaikan secara individu maupun tim. Bahkan berbagai macam jenis tendangan, kekerasan, kelengkungan, umpan maupun tendangan langsung ke arah gawang dapat dibuatkan simulasi untuk dipelajari dan diterapkan, karena hal-hal tersebut tidak akan jauh dari ilmu fisika kinetik dan kemajuan teknologi informasi.

Lebih dari itu, untuk mengelola semua ini yang paling penting selain dana yang cukup besar adalah sikap profesional dan mentalitas para pengelola organisasinya. Tidak akan berguna apa-apa ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju jika sikap mental para pengelola atau para pimpinan organisasinya tercela dimata masyarakat, tidak bertanggung jawab terhadap kasus yang melilitnya apalagi terlibat korupsi dan mafia pajak. Hemm....

Ilustrasi: visualparadox.com

Sumber olah data : bola.kompas.com

Salam hangat Kompasiana

Erfan Adianto

Seorang buruh biasa.

Silakan baca postingan saya sebelumnya :

Apakah  Anda Konsumen Irasional?

Silakan baca dan dikaji postingan sahabat sahabat saya:

Engkong Ragile : Rajagopal jamin tewaskan Indonesaia di final AFF-2010

Teteh Della Anna : Bintang, Nama Empat Suamiku

Bung Olas Novel: Ekonomi saja tidak cukup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun