Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Buruh - Akun Baru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asal Usul dan Makna Telur Paskah

31 Maret 2024   21:43 Diperbarui: 31 Maret 2024   21:51 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sekolah minggu GBI Ayapo ketika menunjukkan Telur Paskah yang didapatkan | dokpri

Telur Paskah selalu identik dengan perayaan Paskah umat Kristen di seluruh dunia. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat dinanti-nanti oleh semua anak-anak. 

Dalam perayaan ibadah umat Kristen, ada kelompok paling bawah yang dinamakan anak-anak sekolah minggu yang berkisar usia 5 - 12 tahun. 

Anak-anak sekolah minggu ini selalu menanti perayaan Paskah tiap tahunnya guna mau mencari telur Paskah. Secara umum, telur Paskah yang sudah disediakan oleh pendidik mereka yakni guru-guru sekolah minggu yang sudah direbus dan disimpan di sekitar tempat perayaan Paskah atau lebih sering di Gereja. Namun ada satu telur yang sangat spesial tentunya sudah diberi tanda baik lukisan ataupun tanda tangan Pendeta/Gembala dan juga sering diberi warna. 

Anak-anak sekolah minggu diminta untuk mencari telur Paskah tersebut hingga semuanya ditemui dan jika mendapat telur Paskah yang spesial tentu mendapat hadiah dari guru-guru sekolah minggu. 

Secara akademik, pencarian telur Paskah ini tentu sangat berkaitan dengan literasi dan enumerasi secara spesifik anak-anak sekolah minggu bisa bergerak aktif mendengar arahan guru, mencari dan mendapat telur Paskah. Literasi berbicara tentang bagaimana anak-anak usia sekolah dasar bisa membunyikan beberapa kata seperti Telur, Paskah, Senang dan sebagaimana dan secara enumerasi, anak-anak sekolah minggu bisa menghitung jumlah telur dan sebagainya. 

Namun, selain merayakan perayaan Paskah dengan telur Paskah, umat Kristen wajib mengetahui terlebih dahulu asal usul munculnya telur Paskah. 

Sejarah Telur Paskah

Seperti dikutip dari laman kk.sttbandung.ac.id, Telur Paskah yang selalu dilakukan oleh umat Kristen yakni berasal dari tradisi kaum Indo-Eropa, dimana telur melambangkan musim semi. Pada masa lalu di Persia (saat ini sudah menjadi negara Iran), orang-orang biasa menghadiahkan telur pada masa perayaan musim semi yang untuk mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru. 

Pada abad pertengahan, telur-telur dibagikan pada Hari Raya Paskah untuk semua abdi kerajaan. Terdapat catatan juga bahwa Raja Edward I dari Inggris (1307) memerintahkan untuk merebus 450 butir telur menjelang Paskah, kemudian diberi warna atau dibungkus dengan daun keemasan dan dibagikan untuk seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari Raya Paskah dan ini menjadi turun temurun hingga saat ini terus dilakukan oleh umat Kristen di seluruh dunia. 

Makna Telur Paskah

Membagikan telur pada Hari Paskah diadakan untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambar atau simbol akan hadirnya kehidupan. Dalam umat Kristen, telur bermakna religius sebagai lambang makam batu dimana Yesus bangkit dari antara orang mati dan menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. 

Selain itu, terdapat juga pendapat yang mengatakan bahwa telur merupakan tanda istimewa Paskah karena pada zaman dulu telur adalah salah satu makanan pantang selama masa Pra Paskah. 

Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur Paskah dengan warna cerah, berkeinginan berkat atasnya, menyantapnya serta memberikan untuk teman dan kenalan sebagai hadiah Paskah. 

Demikian penjelasan singkat terkait asal usul dan makna telur Paskah yang tiap tahunnya selalu dirayakan oleh umat Kristen, semoga penjelasan ini bermakna bagi pembaca. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun