Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Buruh - Akun Baru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perayaan Natal Bukan Soal Makan dan Minum

27 Desember 2023   12:05 Diperbarui: 27 Desember 2023   12:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaat GBI Ayapo usai merayakan Natal pada 22 Desember lalu | dokpri

Bulan Desember menjadi bulan yang paling dinantikan oleh umat Kristiani di seluruh dunia guna merayakan hari kelahiran Sang Juru Selamat Dunia, Tuhan Yesus yang sering disebut Hari Natal. 

Memang betul, selain merayakan Hari Natal selalu identik dengan makanan dan minuman yang enak. Namun perlu dipahami dan digarisbawahi dengan baik, perayaan Natal bukan soal hidangan Natal atau makanan enak dan minuman yang harus disiapkan diakhir tahun, namun bagi Umat Kristiani Perayaan Natal memiliki makna mendalam dimana setiap hati harus betul-betul siap menjadi palungan untuk menyambut kelahiran Sang Juru Selamat. 

Tema umum Perayaan Natal di tahun 2023 ini yakni "Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi" yang diambil dari Lukas 2 ayat 14.

Sesuai tema diatas, sangat jelas bahwa karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus untuk hadir di dunia ini yang penuh dengan dosa sehingga Ia menjadi penyelamat umat manusia. 

Kehadiran Tuhan Yesus menjadi lambang bahwa diriNya adalah Jalan, Kebenaran dan hidup. Barangsiapa percaya kepadaNya, tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. 

Melalui perayaan Natal ini, kita sebagai umat percaya bukan merayakan Natal sebagai rutinitas semata, bukan menikmati kue yang enak, bukan menikmati berbagai jenis minuman, namun kita harus menjadi panji Kristus yang menjadi terang dan membawa damai baik di keluarga kita, di lingkungan tempat tinggal kita, baik di tempat kerja kita, kita harus membawa damai bagi semua. 

Tuhan Yesus sudah menjadi teladan yang baik bagi kita. Tak ada tempat atau rumah untuk menerima ibuNya Maria untuk melahirkan, sehingga ibuNya melahirkan dikandang hewan yang kotor dan hina. Ini memiliki makna yang mendalam. 

Saat ini, umat Kristiani sudah tidak menghendaki hatinya untuk menerima Tuhan Yesus lahir dihati mereka, mereka lebih menerima pesta pora, seks bebas, narkoba dan sebagainya bahkan rela menyangkal dirinya hanya demi uang, hanya demi kasta dan hanya demi jabatan. Kita tak tahu, betapa sedih hati Tuhan Yesus melihat hal ini. 

Selain itu, Tuhan Yesus juga mengajarkan tentang kasih. Kita wajib mengasihi sesama kita, mengasihi sesama agama kita dan mengasihi semua orang. Dengan mengasihi kita menciptakan damai dalam hidup kita. 

Contoh sederhana, jika kita katakan bahwa "saya mengasihi Tuhan dengan segenap hati, tetapi kita masih benci saudara kita, masih benci suami atau isteri kita dan kita masih benci sesama agama kita, itu sama saja bohong dan berdosa. Jadi jika kita mengasihi Tuhan, kita juga mengasihi sesama kita", dengan demikian, kita menciptakan damai diantara kita. 

Jadi, perayaan Natal bukan soal kita masak dan minum apa, tetapi perayaan Natal artinya kita menyiapkan hati kita dengan tulus menerima kelahiran Tuhan Yesus dihati kita, sehingga kita menjadi pahlawan Kristus dimana saja kita berada. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun