Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki baliknya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang bijak melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.
Hewan berjenis kodok-lah yang sering digunakan oleh masyarakat Ayapo agar seseorang bisa berenang bahkan tidak perlu menghitung minggu, dalam hitungan hari pun seseorang bisa berenang. Lalu bagaimana caranya ?
Ada beberapa langkah yang dilakukan dan hanya perlu disiapkan kodok saja. Namun masyarakat Ayapo lebih dominan menggunakan ini pada anak kecil yang berusia  3 - 7 tahun. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- siapkan seekor kodok,
- siapkan juga anak-anak yang belum bisa berenang sama sekali,
- seorang yang dewasa (orangtua) terlebih yang sudah bisa berenang, mengambil kodok lalu memegang di kedua kakinya lalu pukullah pada tubuh anak-anak tadi di kedua kakinya hingga punggungnya sebanyak 10 - 15 kali. Tentunya si anak kecil pasti menangis dan takut tetapi lakukan saja demi kebaikannya agar bisa berenang,
- setelah beberapa jam, ajaklah anak tersebut untuk sekali-kali berenang atau gendonglah si anak dan lepaslah ia pada satu tiang rumah yang dalam lalu mintalah ia berenang ke tiang sebelah, dan lakukan itu terus-menerus dalam satu hingga tiga hari. Lihatlah berikutnya anak tersebut akan pandai berenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H