Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Musisi - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manfaat waktu untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pdt. Hajai Hanuebi, M.Pd: Tetap Tenang di Tengah Badai Kehidupan

5 September 2021   09:45 Diperbarui: 5 September 2021   09:43 2140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pdt. Hajai Hanuebi, M.Pd/Sumber: Ilustrasi Pribadi

Ibadah raya Gereja Bethel Indonesia (GBI) Ayapo pagi tadi (05/09/2021) berjalan semestinya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Ibadah ini dipimpin oleh Gembala Sidang GBI Ayapo Pdt. Hajai Hanuebi, M.Pd dengan mengutip nats Firman Tuhan yang terdapat dalam Injil Markus 4 : 38 - 41 dengan tema "Tetap Tenang di Tengah Badai Kehidupan".

Injil Markus 4 : 38 - 41 tertulis "Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?".

Kisah Tuhan Yesus bersama murid - muridNya mengajar kita bagaimana mengandalkan Tuhan selalu dalam setia masalah kehidupan kita.

Bagaimana cara kita menjadi tenang saat ada badai kehidupan ?

1. Badai Selalu Ada, ingat bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari badai selalu ada. Badai didefinisikan sebagai masalah, problema bisa datang dari keluarga kita, pelayanan kita maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Kita bisa pelajari dari kehidupan kisah Ayub seorang laki - laki dari tanah Us yang hidup saleh dan jujur. 

Disaat Tuhan mengijinkan masalah hadir dalam hidupnya, ia kehilangan anak - anaknya bahkan kekayaannya pun hilang sekejap, bahkan istri kesayangannya yang ia cintai semasa hidupnya pun meninggalkannya bahkan ia mengutuk Ayub dan Tuhan. Disaat kehidupannyapun Ayub tetap setia dan tenang menghadapi badai tersebut.

2. Merasakan kuasa Tuhan. Disaat masalah datang bertubi-tubi Ayub pun tetap tenang menghadapi badai tersebut.

Ayub tidak lari dari masalah tersebut. Rasul Paulus pun saat diterpa masalah dalam pelayanannya ia tetap setia melayani Tuhan. Murid - murid Tuhan saat menghadapi badai mereka tidak tenang bahkan mereka membangunkan Yesus untuk merendahkan badai tersebut, disaat itu mereka merasakan kuasa Allah. J

adi disaat ada badai kehidupan berupa masalah kehidupan ingat jangan berlari meninggalkan Tuhan, tetapi panggil dia Yesus Yesus anak Daud rendahkan masalah kami. Disaat kita panggil namaNya saat itupun Ia akan membantu dan kita akan merasakan kuasa Tuhan.

3. Badai pasti akan berlalu. Masalah boleh datang, ujian boleh datang namun ingat dan percaya Yesus, panggil Dia maka engkau akan merasakan kuasa Tuhan dan setia badai yang datang pasti akan berlalu karena Tuhan ikut berperkara dalam masalah kita. 

Coba kita perhatikan burung rajawali, saat ia terbang jika ada angin maupun badai ia terbang semakin tinggi bahkan masih ada badai ia terbang semakin tinggi karena ia tahu terbang semakin tinggi maka ia akan semakin tenang. 

Begitupun kehidupan kita ada masalah tetap tenang terus berlangkah semakin jauh dan rasakan kuasa Tuhan berperkara dalam kehidupanmu.

Ingat dan camkan ini "badai atau masalah akan selalu ada dalam hidup kita, jika kita percaya dan serahkan semua masalah kepada Tuhan maka kita sendiri akan merasakan kuasa Tuhan dan badai atau masalah tersebut pasti akan berlalu karena Tuhan ikut berperkara dalam masalah kita. TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun