Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Musisi - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Manfaat waktu untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Komentar Pedas Natalius Pigai terhadap Ibu Risma dan Pemerintahan Jokowi

28 Juli 2021   14:34 Diperbarui: 28 Juli 2021   15:41 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oknum TNI injak kepala warga Papua beritariau.com

Rasisme atau rasialisme adalah suatu paham yang merasa ras diri sendiri merupakan ras yang paling tinggi daripada ras lainnya. Rasisme ini biasanya dikaitkan dengan paham diskriminasi suku, agama, ras, adat, golongan atau ciri-ciri fisik pada seseorang.

Contoh kasus rasisme di Indonesia sangat banyak, terlebih yang selalu terjadi pada masyarakat Papua. Korban rasisme terasa dipojokkan oleh kaum mayoritas.

Sebut saja di tahun 2019 kasus rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya yang tak kunjung selesai bahkan persoalan ini seolah - olah dikebumikan bersama pasien Covid-19. Mahasiswa yang di katakan "monyet" oleh kaum - kaum mayoritas yang sebenarnya merekalah harusnya menjadi pembela kebenaran namun mata mereka ditutupi oleh kebencian.

Kasus berikut ini juga yang tidak bisa dilupakan oleh mantan Komnas HAM asal Papua Nalius Pigai. Mengapa tidak, fotonya yang di samakan dengan monyet oleh salah satu tokoh besar Indonesia Ambroncius Nababan. Polisi pun bergerak cepat dan menangkap politisi Hanura tersebut, namun hingga kini kasus ini dikebumikan lagi bersama korban Covid-19.

Akhir - akhir ini terjadi lagi ketika panasnya pencalonan presiden RI 2024, muncul lagi sang penerang dalam kegelapan yang ikut memanas keadaan, dia adalah menteri sosial ibu Risma saat mengancam ASN untuk di pindahkan ke Papua.

Ancaman Risma bermula saat mantan Wali Kota Surabaya itu mendapati sejumlah kekurangan peralatan dapur umum dan minimnya pasokan telur. Saat itulah, Risma menyampaikan kekecewaannya di depan sejumlah penanggung jawab dapur umum.

"Saya tidak mau lihat seperti ini lagi. Kalau seperti ini lagi, saya pindahkan semua ke Papua. Saya enggak bisa pecat orang kalau enggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua. Jadi tolong yang peka," ujar Risma dengan nada tinggi, pada Selasa (13/7/2021).

Ujar ibu Risma kepada ASN dinilai ia telah mencoreng nama Papua,. mungkin maksudnya ibu Mensos baik namun tetap saja dinilai kata - katanya tidak sopan bahkan seperti ia jadikan Papua sebagai tempat sampah dan juga ucapannya dinilai rasisme terhadap orang Papua. Dan bagaimana keberlanjutan kasus ini. ? Sepertinya dimakamkan lagi bersama jenazah Covid-19.

Bahkan akhir - akhir ini terjadi lagi kasus ketidakadilan bahkan rasisme terjadi di Merauke yang semakin mencoreng nama Indonesia dimata Papua. Beberapa pemuda Papua yang ditangkap oleh pihak keamanan seperti binatang. sampai kapan hal - hal ini terjadi terus-menerus. ?

Oknum TNI injak kepala warga Papua beritariau.com
Oknum TNI injak kepala warga Papua beritariau.com

Komentar atas ketidakadilan atas Papua dan ketidakadilan atas orang Papua menandakan betapa sedihnya negeri ini. Salah satu komentar pedas kali datang dari mantan Komnas HAM Natalius Pigai. Lewat akun Twitter-nya ia menyoroti pemerintahan Indonesia.

"Masalah Rasis tidak akan selesai kalau Menteri Risma juga tidak dihukum. Jangan hanya Anggota TNI saja yang dihukum tapi Seorang Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia yang Rasis juga harus dihukum. Kecuali Jokowi memelihara Rasisme yg dilakukan sukunya. @jokowi" ujar Natalius Pigai lewat akun Twitter-nya @NataliusPigai2 (27/07/2021).

Komentar pedas ini langsung ditujukan kepada pihak pemerintah Indonesia Joko Widodo yang dinilai seperti melindungi kaum mayoritas dan pejabat tinggi negara ketika melakukan rasisme kepada pihak minoritas. Ada apa dengan sistem pemerintahan Indonesia dan sampai kapan rasisme dan diskriminasi terhadap orang Papua berhenti ? Jika kasus ini dibiarkan terus dan tidak berikan hukuman kepada maka mereka akan tidak jerah dan tetap akan merendahkan jati diri masyarakat Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun