Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Guru - Memanfaatkan Waktu untuk Menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memanfaatkan Waktu Untuk Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Papua Ingin Referendum?

26 Juni 2021   07:08 Diperbarui: 3 Juli 2021   19:24 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat hanya mengharapkan adanya pembangunan yang merata dari Sabang hingga Merauke tanpa mempedulikan perusahaan - perusahaan yang bekerja dan menguras tanah Papua, namun apa daya jika harapan itu hanya mimpi. Walaupun masyarakat Papua menganggap mereka bagian dari ibu Pertiwi namun selalu di anak tiri kan oleh ibunya.

4. Saat ini seluruh Papua sedang sedih dan berduka akibat Nduga. Gertakan senjata hingga pembunuhan yang tidak terhitung jumlah, bukannya negara NKRI hadir untuk memecahkan masalah tetapi mengundang perang. Akibat hal tersebut banyak masyarakat Papua yang tidak bersalah terbunuh dengan sia - sia. Bahkan sudah sangat banyak tumpukan pelanggaran HAM di Papua yang sepertinya sengaja ditutupi oleh pemerintah pusat. Contohnya Wamena dan Wasior berdarah yang menelang banyak korban jiwa dan masih meninggalkan pilu yang dalam bagi seluruh masyarakat Papua. Pertanyaannya, apakah pelaku - pelaku sudah sudah dihukum sesuai perbuatannya ?

Beberapa hal ini yang menjadi alasan mengapa Papua ingin merdeka dan ingin sekali memisahkan diri dari NKRI, bahkan masih banyak hal - hal lain yang menjadi alasan Papua ingin referendum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun