Yulianus Dwaa dan Pembunuhan Brimob di Napua  | Editing Dokpri (https://images.app.goo.gl/VPHPMdKuffTSJ9g99)
Pembunuhan terhadap anggota Brimob kembali terjadi di Papua, setelah gugurnya beberapa anggota lainnya kini kisah haru kembali terdengar kalah salah satu Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri di Napua, Jayawijaya Papua yang bernama Diego Rumaropen yang merupakan anak kandung dari legenda hidup Persiwa Wamena Pieter Rumaropen yang di bacok oleh orang tak dikenal (OTK).
Sesuai kronologis kejadian yang terjadi pada Sabtu (18/6) kemarin bahwa korban diminta seniornya untuk menemani ke rumah warga yang sebelumnya diminta menembak sapi di Napua.
Pada pukul 15.20 waktu setempat setelah sapi ditembak, seniornya menitipkan senpinya kepada korban. Namun muncul dari tengah hutan dua warga dengan membawa parang dan langsung membacok korban sekaligus mengambil dua pucuk senpi dan melarikan diri dari TKP.
Kejadian keji ini langsung mendapat perhatian dari masyarakat Papua termasuk Aliansi Papua Peduli Damai (PAPEDA).
Melalui ketuanya Yulianus Dwaa tadi siang (21/6) mengatakan sangat menyayangkan dan mengutuk oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Sangat menyayangkan dan mengutuk perilaku biadap yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Pembunuhan dilakukan bukan dalam zona pertempuran maka ini bisa dikategorikan perilaku-perilaku terorisme dan biadap," ujar Yulianus Dwaa, Selasa (21/6).
Dwaa mendesak agar Polda Papua segera mengungkap perilaku sekaligus menyayangkan ketidak siagaan yang menimbulkan korban.
"Mendesak Polda Papua segera mengungkap Perilaku dan motif sekaligus menyayangkan ketidak siagaan yang menimbulkan korban jiwa," tambah Dwaa.
Yulianus Dwaa selaku ketua Aliansi PAPEDA dan juga putra Papua berharap keluarga agar keluarganya saat menahan diri dan menyerahkan kepada Polda Papua.
"Kiranya pihak keluarga, komunitas dan komponen masyarakatnya menahan diri dan menyerahkan sepenuhnya proses pengungkapan kepada Polda Papua selaku institusi Adik Rumaropen (korban)," tambah Dwaa.