Mohon tunggu...
Erenzh Pulalo
Erenzh Pulalo Mohon Tunggu... Guru - Akun Baru
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mencoba Menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibuku, Seorang Pendayung

24 Mei 2022   21:17 Diperbarui: 24 Mei 2022   21:30 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibuku, seorang pendayung. Dokpri

Ibuku, seorang pendayung
Walaupun bukan atlet dayung
Namun ia mampu dayung mengelilingi danau Sentani

Ibuku, seorang pendayung
Kendati usia sudah termakan waktu
Namun ia masih kuat untuk berdayung

Ibuku, seorang pendayung
Gelar yang bisa ku beri
Disaat usiaku mulai kanak-kanak
Ia mengawali dengan mengajarkanku cara mendayung yang benar

Ibuku, seorang pendayung
Saat ia mengandungku
Ia masih mampu mendayung untuk mencari ikan

Ibuku, seorang pendayung
Disaat ia melahirkanku, mestinya ia istirahat
Namun ia tetap mendayung mencari ikan untuk segelas susu bagiku

Kini, aku sudah dewasa
Namun ia masih tetap menjaga gelarnya
Ibuku, seorang pendayung
Mendayung dan terus mendayung

Sosok yang tak mengenal kerasnya terik matahari
Sosok yang tak mengenal dinginnya air hujan
Namun ia terus mendayung
Mencari makanan agar aku bisa makan dan bertahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun