Putriku menarik tanganku sambil berbisik, "ma, kasihan banget ya Mila."
"Itulah, kamu masih lebih beruntung karena kamu sekarang tinggal bersama mama, dan kamu juga masih sering ketemu sama ayah."Â Anakku mengangguk setuju.
Hujan rintik rintik saat kami meninggalkan Mila dan pak Rahman di gubuk tengah sawah. Pak Rahman memang kebagian tugas untuk mengantar Mila pulang karena beliau tidak ikut ke agenda Bolang selanjutnya, yaitu mengunjungi rumah Dede, anak berkebutuhan khusus yang tinggal bersama orangtuanya di desa Pandanwangi, kecamatan Blimbing, kota Malang.
Dede sedang mandi saat kami tiba di rumahnya. Dede bersiap karena sudah diberitahu bahwa dia akan diajak membeli seragam baru, ini karena mbak Desi memang belum membeli seragam buat Dede karena takut ukurannya terlalu kecil atau terlalu besar. Mas Heri dan mas Saiful kebagian tugas untuk mengantar Dede ke toko seragam.
"Terimakasih," ujar bocah kelas 5 SD yang bersekolah di SDN Pandanwangi 3, di kelas khusus bagi anak anak yang berkebutuhan khusus itu.
Dan aku tersenyum dalam hati. Benar, bukan tanpa alasan aku mengajak putriku dalam kegiatan "Bolang Berbagi" kali ini. Yang terpenting, aku ingin supaya putriku tidak lagi merasa minder karena berasal dari keluarga broken home. Aku juga ingin supaya putriku belajar bersyukur dengan apa yang terjadi pada hidupnya, dan belajar menumbuhkan empati saat melihat orang lain yang tidak seberuntung dia.
Berbagi, bukan melulu tentang besarnya materi yang diberikan, tapi tentang ketulusan dan keikhlasan yang menyertainya. Berbagi, juga tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi orang lain, tapi juga kebahagiaan bagi diri kita sendiri. Â
Nb: Semua foto merupakan koleksi Bolang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H