Si ibu bercerita bahwa Dede dilahirkan hanya dengan bobot 7 ons, hanya sebesar botol. Sampai usia 3 tahun, Dede belum bisa berjalan ataupun berbicara. Dede baru mengalami perkembangan pada saat usianya menginjak 4 tahun. Mereka sangat bersyukur, meskipun Dede tidak senormal anak-anak lain, tapi Dede masih bisa bersekolah di SD tempat ayahnya bekerja.
Dede juga bisa diajak berkomunikasi dengan baik. Buktinya saat kami mengajaknya mengobrol, Dede bisa menjawab dengan antusias.
"Dede minta dibelikan apa?" tanya Mas Saiful, anggota Bolang yang juga guru Dede.
"Kaos," jawabnya.
"Gambar apa?" tanya Ferry.
"Tengkorak," jawabnya lagi.
"Warna apa?" Giliran mas Heri supri yang bertanya.
"Warna merah"
"Kaos gambar tengkorak warna merah dong," sahut Rara. Dan Dede mengangguk senang. Obrolan kami dengan tuan rumah memang terasa santai dan kekeluargaan.
Dalam perjalanan pulang dari rumah Dede, Pak Yunus, tetuanya Bolang berujar bahwa kegiatan seperti inilah yang bisa meninggalkan kesan yang begitu mendalam dan tak terlupakan. Momen-momen bertemu Dede dan keluarganya, juga bisa menjadi penjaga hati yang paling mujarab dan tahan lama. Menjaga hati untuk selalu bersyukur, dan menjaga hati untuk saling berbagi dengan mereka yang tidak seberuntung kita. Dan kami juga berharap semoga buku Mak Renta banyak peminatnya dan acara Bolang berbagi yang kami gagas bisa sukses pelaksanaannya sehingga bisa memberi manfaat bagi mereka yang membutuhkan. Amin YRA.