Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[LombaPK] Gara-gara Puasa Gadget

29 Mei 2016   07:51 Diperbarui: 29 Mei 2016   09:23 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nixa melempar tas sekolahnya ke atas ranjang. "Bip bip," handphone yang ada di saku seragam biru putihnya berdering tanda ada pesan BBM yang masuk. Ternyata itu adalah pesan dari Alren, temannya. Akhirnya, tanpa mengganti seragam, cuci tangan, apalagi makan siang, Nixa langsung sibuk dengan gadgetnya. Kadang dia terkikik sendiri kalau ada pesan atau gambar yang lucu.

"Nixa!, pulang sekolah bukannya ganti baju, cuci tangan, makan, malah langsung main gadget, kalau begitu terus, handphone kamu mama sita," Nixa melonjak kaget. Dia melihat mamanya melotot marah ke arahnya.

"Iya, iya, ma. Aku ganti baju sekarang, gitu aja kok marah," Nixa langsung cemberut ke arah mamanya. "Punya mama kok cerewet amat," pikirnya.

Usai ganti baju, Nixa segera mengambil piring untuk makan siang. Pepes tongkol, makanan kesukaan Nixa. 

"Nixa!"

"Apalagi sih ma?, kan Nixa sekarang lagi makan siang, kok masih marah sih?"

"Kalau makan itu, gadget ditaruh dulu kenapa?, masa makan sambil mencet mencet hape gitu?" 

"Kan bisa makan sambil hapean ma," jawab Nixa dongkol, lalu meletakkan handphonenya di atas meja makan.

Begitulah, setiap hari, setiap saat, Nixa tidak pernah bisa lepas dari gadget. Saat makan, saat nonton tv, bahkan saat mengerjakan pr sekolah pun, Nixa tak pernah melepaskan handphone kesayangannya. Apalagi semenjak dia mengenal BBM, instagram, juga facebook, dia semakin keranjingan bermain handphone dan jarang belajar.

Dia selalu punya alasan saat mamanya mengancam akan mengambil kembali handphone yang baru dibeli enam bulan lalu itu. Takut kalau tidak bisa menghubungi rumah saat minta jemput pulang sekolah lah, ada tugas googling di kelas lah. Dan mamanya selalu percaya.

Tapi hari ini berbeda. Mama Nixa marah besar gara gara nilai ujian tengah semester Nixa, menurun drastis. Mata pelajaran IPA yang biasanya mendapat nilai tinggi, cuma mendapatkan nilai 5.

"Tidak ada alasan!, mulai hari ini handphone kamu mama pegang. Mama kasih kamu handphone itu bukan untuk sibuk bbm an, facebook an, atau narsis di instagram lalu lupa belajar hingga nilai ujiannya turun gitu."

"Tapi ma,"

"Gak ada tapi, mama akan mengembalikan handphone kamu kalau kamu sudah bisa memanfaatkan gadget dengan benar dan nilai pelajaran kamu meningkat lagi." Nixa tak bisa membantah.

***

Nixa bosan. Dia rindu gadget nya, dia rindu akun akun media sosialnya, dia rindu teman teman dunia mayanya. Tapi Nixa mengenal betul sifat mamanya, jika berkata A, ya A, tidak mungkin bisa diubah menjadi B atau C. 

Di tengah kebosanannya, Nixa mengambil buku gambar, lalu mulai corat coret di atasnya. Dia membuat garis, lalu lengkungan, lingkaran, dan ide mulai bermunculan. Garis yang ia buat, selanjutnya menjadi susunan tembok batu bata. Lalu ada kayu lengkap dengan daun dan bunganya. Tangannya lincah menggores, lalu mewarna. Sesekali tangannya terhenti, lalu mengernyitkan dahi. Sepertinya dia sedang berpikir, apalagi yang hendak ia tambahkan dalam lukisannya. Dia terlihat sangat serius hingga tak menyadari kalau sedari tadi ada sepasang mata yang sedang mengawasinya sambil tersenyum bahagia, mamanya.


[/gambar; dok pri]
[/gambar; dok pri]
Sudah sebulan sejak gadget tak lagi menemani hidupnya, dan Nixa mulai terbiasa. Dia lebih sering menggambar untuk mengisi waktu luang jika sedang tidak belajar. Kadang dia juga membaca buku koleksi mamanya. "Ternyata membaca itu mengasyikkan, pantas mama senang sekali membaca," pikirnya.

"Ma, aku diikutkan lomba melukis oleh Bu Eva, mewakili SMPN 3 loh," teriak Nixa sepulang sekolah sambil memeluk mamanya dari belakang. Dia terlihat sangat senang.

"Lomba lukis?, memangnya kamu bisa melukis?" goda mamanya.

"Bisa dong, buktinya aku mewakili sekolahku, Bu Eva akan melatihku mulai hari Senin sampai waktu perlombaan tiba." Mama Nixa tersenyum bahagia.

Akhirnya, Nixa berhasil menjadi juara 2 lomba lukis tingkat SMP se kotamadya. Nilai ujiannya juga meningkat kembali. Semua gara gara puasa gadget, karena tanpa gadget dia jadi punya banyak waktu untuk mengasah bakat melukisnya, juga banyak waktu untuk belajar. Nixa tak lagi marah dan jengkel ke mamanya, dia tau kalau mamanya mengambil handphone miliknya demi kebaikannya juga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun