Sakri tertegun demi melihat apa yang ada di hadapannya. Entah harus tertawa atau marah. Dia mengebut dengan mobil kesayangannya dari rumah ke apartemen Neneng. Perasaannya amburadul sepanjang jalan, dan dia panik tidak terhingga saat Neneng bilang ada yang mati. Dan mayat yang dia pikir lelaki bajingan, lelaki cabul, ataukah perampok kurang ajar, ternyata cuma bangkai kecoa terbang.
Sakri akhirnya tak bisa menahan tawa. Dia tertawa terbahak bahak mengingat kelakuan kekasihnya yang cantik. Sementara Neneng memberengut di atas sofa, "sudah tahu kalau aku phobia kecoa terbang, malah ketawa, dasar mas Sakri"
Sedetik kemudian, sendal jepit warna merah muda yang tinggal sebelah, dilemparnya ke kepala Sakri. "Mas Sakriii...."