Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melihat Pelangi dari Dekat di Air Terjun Coban Jahe, Malang

18 Februari 2016   10:02 Diperbarui: 18 Februari 2016   13:36 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[pelangi di bawah air terjun Coban Jahe, foto: dok grup Bolang]

Minggu, 14 februari 2016, Bolang (Blogger Kompasiana Malang) melakukan kunjungan ketiga tempat yang berbeda, yaitu ke peternakan sapi milik bpk Erwin, air terjun Coban Jahe, dan Candi Jago. Bolang memang mempunyai agenda berkumpul rutin setiap bulan yang dimanfaatkan untuk mempererat persaudaraan antar sesama anggota, menambah pengetahuan, juga ajang refreshing bersama. Sebenarnya jadwal yang sudah kami susun menyebutkan bahwa di tanggal itu kami akan melakukan kunjungan ke kebun jagung milik salah seorang anggota Bolang yaitu mas Rahman. Namun sayang, jagung di kebun beliau belum siap panen hingga kami harus mengubah lokasi kunjungan.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah peternakan sapi terintegrasi milik pak Erwin di desa Jabung, kecamatan Pakis, kabupaten Malang. Selain berdiskusi dengan pemilik peternakan, kami juga sempat makan siang di tempat ini. Menunya, nasi bakar buatan mbak Lilik dan susu coklat fermentasi hasil produksi dari peternakan pak Erwin sendiri. Nikmat!

Air Terjun Coban Jahe


[narsis bareng di air terjun Coban Jahe, dok: grup Bolang]

Dari peternakan sapi, kami melanjutkan perjalanan ke air terjun Coban Jahe. Kegiatan seperti inilah yang paling penulis sukai, karena selain bisa mengeksplorasi keindahan alamnya, kami juga bisa mengenalkan tempat wisata yang selama ini belum begitu dikenal oleh masyarakat luas.

Mendengar nama Coban Jahe, hal pertama yang terlintas di pikiran penulis adalah sebuah air terjun yang dikelilingi oleh hamparan kebun jahe, sangat menarik. Tapi setelah sampai di tujuan, penulis malah tidak menemukan kebun jahe seperti yang penulis pikirkan.

Nama air terjun Coban Jahe ternyata diambil dari bahasa jawa "pejahe" yang artinya meninggal dunia. Konon, tempat ini merupakan arena pertempuran antara tentara Indonesia di bawah pimpinan Ali Mustopo melawan tentara Belanda. Prajurit yang gugur dalam pertempuran itu dimakamkan sekitar 100m dari air terjun, yang kemudian dijadikan area Taman Makam Pahlawan Kali Jahe. 


[Taman Makam Pahlawan Kali Jahe, dok: grup Bolang]

Air terjun Coban Jahe atau biasa juga disebut sebagai air terjun Begawan, terletak di dusun Begawan, desa Pandansari lor, kecamatan Jabung, kabupaten Malang. Jarak air terjun ini dari Kota Malang sekitar 23km, atau sekitar 1jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Akses jalan dari Kota Malang ke desa Pandansari lor relatif bagus. Tapi, sekitar 1,5 Km sebelum masuk ke air terjun, akses jalan bisa dikatakan rusak parah. Jalan makadam (batu yang ditata) yang rusak disana sini juga jalan yang masih berupa tanah, becek dan licin di musim penghujan dan berdebu di musim kemarau. Beruntung pada saat kami berkunjung kesana cuaca sedang cerah, tapi toh kendaraan harus melaju pelan dan sangat berhati hati. Pemandangan alam di kanan kiri jalan sangat indah dinominasi oleh lahan pertanian warga juga hutan alami milik perhutani. Hal ini membuat kami tidak begitu mempedulikan rusaknya jalan.


[hijaunya pemandangan menuju air terjun, dok: grup Bolang]

Kira kira 100m sebelum sampai di air terjun, perjalanan tidak bisa dilanjutkan menggunakan mobil karena akses jalan yang buruk. Mas Yunus akhirnya memutuskan untuk memarkir mobilnya di sebelah Taman Makam Pahlawan dan  kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sekitar 15 menit berjalan kaki, akhirnya kami sampai di lokasi air terjun. Penulis mencoba mencari loket penjualan karcis masuk, tapi tidak penulis temukan. Rupanya, masuk ke wana wisata Coban Jahe tidak perlu membayar alias gratis!. 

"Wah, lihat ada pelangi, ada pelangi!". Fikri, kompasianer Bolang yang paling lucu dan menggemaskan berteriak sambil menunjuk ke air terjun. Siapa sangka, di bawah air terjun benar benar ada pelangi yang begitu indah. Melihat pemandangan langka seperti itu, langsung saja jiwa jiwa narsis kami tergoda untuk berfoto ria. Mulai dari selfie hingga foto narsis bersama, "biar banyak yang tergoda untuk datang kesini," ujar seseorang diantara kami. "Biar Pemkab mau melakukan perbaikan akses jalan, sayang kalau surga seindah ini terus terusan disembunyikan," sahut yang lain.

Surga. Tidak salah kalau kami sebut begitu, karena air terjun setinggi 45m ini dikelilingi oleh keindahan alam yang masih sangat alami. Air yang jatuh dari atas tebing juga sangat bening dengan debit air yang cukup besar. Batu batuan sungai dengan ukuran besar di dinding tebing dan di sekitar kolam alami, membuat pemandangan terlihat semakin eksotis. Suasana yang masih asri di Coban Jahe mengingatkan penulis kepada suasana serupa di air terjun Coban Rais yang terletak di dekat rumah penulis, kota Batu.


[bergaya ala pertapa di atas batu sungai, foto: dok grup Bolang]


[mushola di lokasi air terjun, foto: dok grup Bolang]

Bicara tentang fasilitas, meskipun sederhana tetapi fasilitas di kawasan wana wisata Coban Jahe ini cukup lengkap. Toilet sudah tersedia dan lumayan bersih. Anda  juga tidak perlu bingung saat anda ingin mengerjakan sholat karena disediakan juga sebuah mushola. Disini juga ada tempat pelayanan informasi yang bisa anda manfaatkan untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah dan keunikan air terjun Coban Jahe.

Sekitar 2 jam di lokasi air terjun, mas Yunus sebagai pemimpin rombongan mengajak kami untuk melanjutkan perjalanan ke Candi Jago, Malang. Meskipun hati enggan beranjak, namun waktu memang sedang tidak berpihak. Semoga lain waktu bisa berkunjung kembali dan lebih puas mengeksplorasi keindahan alam di wana wisata air terjun Coban Jahe ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun