Mohon tunggu...
Eren hNt
Eren hNt Mohon Tunggu... Wiraswasta -

I'm only an ordinary woman with an ordinary life.. Homestayeren.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pria Alay? Banyak kok...

2 Februari 2014   17:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ilustrasi: Koleksi pribadi "Ciyuuuusss?, miapah?", kalimat ini jika diibaratkan virus bisa jadi disejajarkan dengan virus influenza, gak pandang bulu dan gak pandang umur, dan bisa menyerang siapa saja. Padahal virus Intelektualisasi ala Vicky yang datang belakangan malah sudah hilang dengan sendirinya. Sekitar 2 tahun lalu, aku sebel dan keki kalau ada yang ngomong atau nulis komentar lebay semacam itu. Lebih keki lagi kalau ternyata yang ngomong orang orang seusiaku atau bahkan lebih tua dari aku. Mungkin awalnya maksud mereka bercanda sih ya, tapi lama lama jadi kebiasaan juga. "What a beautiful day",.lalu dijawab, "Ciyuuuuss?, miapah?, biutipul banget atau buangeeet ", duuuuh bener bener bikin pening. Tuhan memang Maha Adil kok ya, buktinya aku yang benci banget ma bahasa alay malah dapet pacar yang agak lebay, (ma'af ya mas, hihihii). "My hon, my baby bear, cutie, sweety, chuby chuby", begitu dia suka memanggilku. "Maca ciiii?, ciyuuuss?", begitu jawabannya kalau aku menanyakan sesuatu, walaaah, kok bisa begitu?. Beberapa temen sampe nanya, "Er, itu pacar kamu brondong ya? kok alay gitu bahasanya", weew, jadilah aku dituduh doyan daun muda, (emangnya aku kambing gitu? hihihii). Tentu saja aku membantah, umurnya cuma beda 1 tahun di bawahku yang artinya baru masuk kepala 3. Gak enak hati juga sering ditanyain ma temen, aku terus terang.minta supaya dia merubah gaya alaynya, sehari dua hari sih oke, hari berikutnya malah balik lagi ke kebiasaan lama. Akhirnya aku coba cara lain, "kalau mau lebay di inbox aja ya", dan hasilnya pun tetap sama. Akhirnya aku mengalah saja, mau alay, mau lebay, bodo amaaaatttt, wkwkwkkk. Aku sadar aja sih kalau virus alay memang belum ditemukan obatnya. Mungkin kalau si dia baca tulisan ini, dia pasti berkomentar, "Ciyuuuusss? miapah?", dan seperti yang sudah sudah aku pasti menjawab, "Mi goreng pake telor mata sapi satu, cabenya banyakin ya bang", hehehee. Salam lebay....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun