Mohon tunggu...
Eremnes HD
Eremnes HD Mohon Tunggu... Freelancer - Newbie Photographer || Historian wannabe

Alumni Ilmu Sejarah yang masih perlu banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melayang bersama Layang-layang

12 Desember 2020   16:18 Diperbarui: 13 Desember 2020   04:36 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh BB4photography dari Pixabay

Hal ini sebenarnya juga memiliki kesamaan dengan pemanfaatan etnomatematika dari objek-objek kebudayaan yang ada di sekitar kita sebagai gambaran atau penjelasan secara langsung dari teori-teori dan rumus-rumus matematika.

Alternatif lain adalah dapat dengan memanfaatkan rumus bangun datar layang - layang untuk membuat layang - layang itu sendiri, ataupun rumus bangun datar atau bangun ruang yang kemudian dapat digunakan untuk mengkreasikan bentuk layang - layang.

Tentu sebenarnya masih banyak lagi alternatif metode pembelajaran dengan bermediakan permainan tradisional yang sangat populer ini. Salah satunya misal pelajaran olahraga yang dikombinasikan dengan kegiatan mengejar layangan putus yang biasanya akan dijadikan kompetisi antar para pelayang, dengan berlomba untuk mendapatkannya.

Begitu pula dengan mata pelajaran lain yang tentunya sudah sangat berkaitan dengan kreasi dan kreatifitas, seperit seni rupa yang dapat mengarahkan untuk membuat kreasi seni bentuk layang-layang yang lebih bervariasi.

Mari Melayang bersama Layang-Layang

Konsep dari judul melayang bersama layang-layang pada dasarnya adalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu memanfaatkan fenomena musim layang-layang, atau objek langsung berupa layangan itu sendiri sebagai suatu media ataupun sekedar pengantar atau pemantik dalam suatu pembelajaran.

Konsep dan unsur yang membentuk budaya permainan layang-layang yang sangat kompleks hendaknya dapat menjadi suatu titik yang dapat dikembangkan melalui penyampaian pengajar dalam suatu proses belajar mengajar yang selama ini mungkin cenderung dinilai membosankan, apalagi dengan diterapkannya sistem pendidikan jarak jauh.

Pada dasarnya fenomena yang muncul di sekitar kita, sekecil apapun itu, sebenarnya bisa ditarik ataupun dijadikan pembelajaran atau sekedar topik diskusi yang nyrempet-nyrempet, salah satunya adalah layang-layang ini. Sehingga, apa yang sebenarnya diajarkan tidak memberikan kesan monoton, hanya berbasis buku dan teori membosankan, ataupun kurang kreatif.

Melalui kepekaan dan pemanfaatan berbagai hal di sekitar, setidaknya suatu proses pembelajaran dapat menjadi lebih dinamis, dengan misalnya seperti melayang bersama layang-layang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun