Ataupun apabila tidak bisa dengan menerapkan hal tersebut, menggambarkan materi dengan objek nyata sudah sangat cukup untuk menarik minat, apalagi jika objek tersebut memang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Alternatif Pilihan Belajar dengan Layang-Layang sesuai Minat
Sebenarnya banyak sekali nilai-nilai ataupun konsep-konsep yang dapat diambil dari permainan layang-layang untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Mulai dari sejarahnya, pemanfaatan dari sudut perekonomian, unsur-unsur matematis, pemahaman mengenai arah angin, ataupun hanya sekedar untuk melatih kreatifitas dan kemampuan fisik (seperti untuk mengejar layangan jatuh).
Keberadaan musim layang-layang pun juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan pelajar dalam bidang literasi, misalnya melalui pelajaran Bahasa Indonesia, dengan belajar menuliskan essay terkait fenomena tersebut.
Bagi mata pelajaran sejarah, akan sangat menarik apabila dapat memanfaatkan momen musim layang-layang ini dengan cukup baik. Hal ini dikarenakan permainan layang-layang sendiri tidak muncul begitu saja tanpa ada asal muasalnya. Sehingga amat sangat mungkin apabila mencoba untuk mengkaji atau menguraikan mengenai sejarah munculnya layang-layang, ataupun bagaimana perkembangan budaya layang - layang.
Misalnya seperti pemanfaatannya ketika masa klasik, ataupun ketika pasca proklamasi kemerdekaan, apakah fungsinya juga sama, yaitu sebagai permainan atau mengisi waktu luang, atau mungkin memiliki fungsi tertentu, sebagai media berkirim pesan rahasia misalnya.
Berbeda lagi apabila menerapkannya pada mata pelajaran ekonomi, mungkin akan lebih cocok apabila digunakan sebagai suatu pengembangan enterpreneurship dengan memanfaatkan momen layang-layang, yaitu dengan semacam belajar berwirausaha dengan produk utamanya yaitu layang-layang dan perlengkapannya.
Di sisi lain, apabila mengacu pada materi akuntansi, maka bisa diajarkan bagaimana pembukuan pada suatu industri kecil terkait layang-layang. Walau mungkin kesannya agak aneh dan remeh, tetapi hal tersebut bisa memberikan sedikit pengalaman langsung dan memberikan kesan lebih, daripada hanya bermain imajinasi dari studi kasus tertentu ataupun hanya berupa teori belaka.
Lalu jika melihat dari sisi mata pelajaran sosiologi akan lebih menarik lagi, karena lebih banyak bersinggungan dengan masyarakat. Misalnya saja dengan belajar mengenai interaksi sosial yang terjadi dalam suatu komunitas pelayang (orang yang menggemari atau menekuni permainan layang-layang), atau bisa juga dengan memperhatikan, mengamati, bahkan berpartisipasi langsung dalam interaksi antar pemain layang - layang yang ada di sekitar rumah, dengan tujuan untuk mempelajari pola interaksi yang terbentuk, apakah asosiatif ataupun disosiatif, atau bahkan akan muncul suatu strtukur dan diferensiasi sosial di dalamnya. Hasil observasi tersebut dapat dijadikan sebagai suatu laporan penelitian jika telah sampai pada materi atau bab penelitian sosial, atau bisa juga dengan memberikan kesempatan langsung untuk menguraikan apa saja hal yang didapat dari interaksi dengan para pelaku layang - layang, baik dalam lingkup komunitas maupun individu.
Memanfaatkan layang-layang untuk memprediksi arah hembusan angin mungkin bisa dimasukkan dalam suatu materi pelajaran geografi. Bisa saja melalui contoh studi kasus adanya fenomena musim layang-layang, yang dapat dihubungkan dengan adanya perubahan musim. Munculnya musim layangan sendiri sebenarnya adalah akibat dari mulai masuknya wilayah - wilayah di Indonesia ke musim kemarau, yang mana hal ini dapat dijadikan sebagai objek kajian pelajaran geografi, misalnya dengan membahas latar belakang atau faktor penyebab musim kemarau selalu identik dengan layang - layang. Untuk membahasnya dapat dengan mengamati langsung kondisi di lingkungan sekitar, dan dikombinasikan dengan materi - materi yang ada dalam buku pelajaran atau referensi lain.
Hal yang sama juga dapat diterapkan dalam mata pelajaran lain, seperti matematika, yang memang ada salah satu materi tentang bangun datar layang - layang. Metode yang diterapkan, yaitu dapat dengan memanfaatkan objek berupa layang-layang secara langsung, daripada hanya berupa gambar imajiner.