Mohon tunggu...
eremje
eremje Mohon Tunggu... -

menulis.. menulis... menulis...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Silent Reader Jadilah Writer

18 Januari 2017   23:38 Diperbarui: 29 Januari 2017   19:02 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tak terasa sudah 7 tahun saya jadi member di kompasiana dan sudah ada 0 artikel yang saya tulis. Bukankah ini suatu hal yang hebat? Menurut saya hebat tapi maksud saya sih menyindir diri sendiri. naha bisa (kenapa bisa)? Ya bisa ajalah. Maka dari itu saya bisa menyebut saya dengan istilah silent reader. Suatu istilah yang kekinian banget.

Silent reader adalah orang yang senang membaca segala macam artikel hingga komentar-komentarnya di blog-blog atau situs-situs. Silent reader ditunjukan kepada media online dengan internet. Saya belum menemukan pembaca koran (kertas) dengan istilah ini.

Apakah salah jadi silent reader? Saya katakan TIDAK. Tidak ada yang salah menjadi silent reader. Saya sih menikmati wae setiap tulisan-tulisan yang saya baca. HIngga saya bisa menyimpulkan sesuatu setelah membacanya, apakah tulisan itu berbobot, berbebet dan berbibit. Atau sekedar joke, hoax, nyinyiran atau ungakapan ketidaktahuan (baca : kebodohan).

Hanya saja ketika saya mulai membaca banyak berita-berita yang disampaikan dengan opini atau pendapat, tentu saya akan bereaksi dengan opini tersebut. Entah saya setuju atau tidak setuju. Hal ini berkaitan dengan istilah berita hoax atau berita bohong atau berita tanpa dasar dan fakta yang benar, dan dibuat menjadi opini yang seolah-olah benar. Sehingga saya si silent reader ini harus ikut menulis. Minimal memberikan sumbangsih untuk ikut menangkal artikel-artikel hoax sehingga saya sebagai masyarakat biasa, terbiasa untuk waras. Sanggup menyaring informasi yang tidak benar, dan menyuarakan yang benar.

Jika saja saya sebagai salah satu silent reader tidak ikut sumbangsih, maka sama saja dengan pembiaran terhadap munculnya banyak hoax-hoax di situs-situs pribadi, umum, blog, atau sosial media. Setidaknya saya menambah satu artikel non hoax sehingga si hoax itu menyadari bahwa ada kekuatan kebenaran yang bisa menyeimbangi. Sehingga ia harus mikir-mikir sebelum posting artikel hoax tersebut.

Nah hoax apa yang akan saya bahas? Saya perlu kopi hitam dengan sedikit gula merah plus singkong panas yang baru saja di goreng. Ay wil bi bek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun