Dalam beberapa tahun terakhir, konsep cashless society atau masyarakat tanpa uang tunai telah menjadi sorotan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Cashless society merujuk pada kondisi di mana transaksi keuangan dilakukan tanpa menggunakan uang fisik seperti koin atau kertas, melainkan melalui alat pembayaran digital seperti kartu kredit, kartu debit, aplikasi dompet digital, dan transfer bank.
Tren Menuju Cashless Society
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu pendorong utama percepatan adopsi sistem pembayaran digital. Di Indonesia, kebijakan seperti Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang diluncurkan oleh Bank Indonesia sejak 2014 menjadi landasan awal transisi ini. Dalam perkembangannya, muncul banyak layanan pembayaran digital seperti GoPay, OVO, Dana, dan ShopeePay yang semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi sehari-hari. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2023, nilai transaksi menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) meningkat pesat. Hal ini mencerminkan perubahan kebiasaan masyarakat yang semakin terbiasa menggunakan pembayaran berbasis teknologi.
Manfaat Cashless Society
1. Efisiensi dan Kepraktisan
Pembayaran digital memungkinkan transaksi dilakukan dengan cepat tanpa perlu membawa uang fisik. Selain itu, sistem ini mempermudah pencatatan keuangan.
2. Keamanan Lebih Baik
Penggunaan uang digital mengurangi risiko kehilangan uang fisik atau pencurian. Sistem enkripsi dan autentikasi ganda memberikan lapisan keamanan tambahan.
3. Mendukung Inklusi Keuagan
Dengan adanya berbagai layanan digital, masyarakat di daerah terpencil dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan, meskipun tanpa memiliki rekening bank tradisional.
4. Pengurangan Biaya Operasional
Pemerintah dan pelaku bisnis dapat mengurangi biaya cetak dan distribusi uang fisik.
Tantangan Yang Akan Dihadapi Saat Menuju Cashless Society
1. Kesenjangan Digital
Tidak semua masyarakat memiliki akses ke perangkat teknologi dan internet yang diperlukan untuk menggunakan layanan digital.
2. Keamanan Siber
Ancaman seperti phishing, peretasan, dan kebocoran data menjadi perhatian utama dalam ekosistem digital.
3. Ketergantungan pada Infrastruktur Teknologi
Gangguan pada jaringan internet atau sistem teknologi dapat menghambat transaksi.
4. Pola Pikir dan KebiasaanÂ
Sebagian masyarakat, terutama generasi yang lebih tua, masih merasa nyaman menggunakan uang tunai dan skeptis terhadap teknologi baru.
Masa Depan Cashless Society
Pemerintah dan penyedia layanan terus bekerja untuk mengatasi tantangan ini melalui edukasi digital, perluasan akses infrastruktur internet, serta penguatan regulasi keamanan siber. Dengan meningkatnya literasi keuangan digital, Indonesia diharapkan dapat mencapai target sebagai salah satu negara dengan adopsi cashless society yang kuat di Asia Tenggara.
Konsep cashless society bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga mencerminkan perubahan sosial menuju efisiensi dan inklusivitas yang lebih baik. Apakah Anda sudah siap sepenuhnya beralih ke transaksi tanpa uang tunai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H