Mohon tunggu...
Erik sadewa
Erik sadewa Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah tinggi pariwisata trisakti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

đź“šMahasiswa Penerima Beasiswa Kemendikbud RI Progam Studi D4 Perhotelan 2019 STP Trisakti.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mandi Balimau

3 April 2021   12:30 Diperbarui: 3 April 2021   12:32 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mandi balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. 

Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. Kalau kita berbicara dengan sejarah, tak ada catatan pasti tentang asal muasal acara Mandi Balimau tersebut.

 Sedangkan secara historis, bisa jadi kebiasaan Mandi Balimau ini bisa dikatakan merupakan warisan dari kebudayaan agama Hindu. Kemudian, bisa jadi juga, terjadi akulturasi agama Hindu dan budaya Minangkabau.

Mandi balimau ini selalu di ramaikan pada saat sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadha,masyarakat kampar selalu meramaikan acara ini di daerah sepanjang sungai kampar dan pada saat balimau masyarakat kampar sangat mengingikan acara balimau tersebut karna di situ bisa bertemu,bermain,dan menonton orang orang disitu. 

Pada saat balimau jalanan daerah kampar menjadi macet karna banyaknya masyarakat kampar yang berpergian ke daerah sungai karna itu jalanan menjadi ramai dan terjadi macet.

Balimau kasai merupakan tradisi yang menggunakan jeruk limau atau jeruk nipis sebagai bahan utama yang di oleskan di badan pada saat acara ingin menyambut bulan suci Ramadhan. 

Kata balimau sendiri diambil dari bahasa "ocu" yang berarti jeruk, sedangkan kasai yaitu sejenis ramuan yang berfungsi sebagai wangi wangian yang di letakan di kepala dan juga pada tubuh. 

Di percayakan jika melakukan itu maka akan terhindar dari pikiran jahat dan buruk. Pelaksanaan yang hanya dilakukan selama sekali setahun ini dianggap masyarakat setempat sebagai tradisi yang sakral dan ditunggu-tunggu. 

Pelaksanaan acara balimau ini di lakukan pada sore hari saat ingin menyambut bulan suci ramadhan,pada jam siangnya masyarakat akan mempersiapkan diri dan barang barang untuk menuju ke tempat pemandian atau sungai,mulai dari orang yang membawa pelampung dan ada juga yang membuat kapal dari bambu agar bisa bermain di sepanjang sungai. 

Dan ada juga yang sebagaian masyarakat yang sudah mulai bergerak dari rumahnyake pemandian atau sungai yang biasa di jadikan tempat acara balimau tersebut, dikarnakan ada masyarakat yang takut tidak mendapatkan tempat di sana.

Tradisi balimau ini adalah acara yang di tunggu tunggu oleh masyarakat sebelum menyambut bulan suci ramadhan, sebagai ekspresi syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa sekaligus simbol menyucikan diri.

Tradisi yang terus dilestarikan, bahkan didukung pemerintah daerah setempat ini, diketahui awal mulanya sekali dilaksanaakan di Desa Alam Panjang, desa ini dekat dengan Sungai Kampar dan dekat dengan desa lainnya seperti Desa Pulau Baru, Padang Mutung, Pauh, dan Pulau Tinggi yang berada di seberangan. 

Acara yang di datangi oleh seluruh tokoh masyarakat mulai dari masyarakat biasa,muda mudi, hingga pemangku adat akan berkumpul di tempat balimau tersebut dan menjadi silahurahmi dan saling meyapa satu sama lain. yang di dalam perkumpulan tersebut saling berjumpa dan menyapa lantas saling memohon maaf atas kesalahan masing-masing untuk menyambut hari Ramadan.

Pada tahun lalu kegiatan mandi balimau kasai ini tidak dapat dilakukan karena pandemi Covid-19 untuk mencegah penyebaran virus itu melalui kerumuman warga. 

Walaupun demikian, tak perlu khawatir, keluarga di rumah tetap bisa merasakan mandi balimau kasai yang dilakukan di rumah masing-masing, melanjutkan tradisi lanjutan yang lain seperti menyantuni anak yatim, makan bajambau dan saling bermaafan dengan sanak saudara. 

Tetapi pada saat tahun lalu ada jugak beberapa masyarakat yang tetap datang ke sungai kampar untuk melakukan mandi balimau, tetapi tidak sebenyak dan tidak seramai tahun tahun yang lalu sebelum adanya virus COVID-19.

Dan itulah mandi balimau tradisi yang pernah saya liat di daerah kampar yang menjadi ciri khasnya sendiri di waktu sebelum memasuki bulan suci Ramadhan seperti sekarang. Sekitar 10 hari kedepan daerah kampar akan rame karna menyambutnya bulan suci rmadhan dan jugak berkumpulnya masyarkat kampar untuk melakukan tradisi balimau tersebut. 

Hanya iu yang cerita tentang mandi balimau tradisi dari daerah kampar semoga pembaca menikmati,terhibur,dan mendapatkan pelajaran dari sini jika ada salah kata tolong di maafkan. Terima kasih semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun