Sejak 2015, Komunitas EwasteRJ giat mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah elektronik dan cara membuang sampah elektronik dengan tepat. EwasteRJ juga melibatkan masyarakat dalam mempraktikkan cara membuang sampah elektronik secara benar melalui EwasteRJ dropbox, sebuah wadah penampungan sampah elektronik sementara.Â
EcofrenÂ
Ecofren yang digagas perusahaan pengelola limbah, Arah Environmental Indonesia, menyediakan solusi terpadu pengelolaan limbah dan sampah yang tersertifikasi, khusus untuk segmen bisnis dan sarana komersial.Â
Solusi yang ditawarkan Ecofren mencakup pengangkutan, daur ulang dan pengolahan sampah, serta pelatihan dan konsultasi terkait pengelolaan sampah sesuai dengan standar pengendalian pencemaran lingkungan hidup.
Sampah dan limbah yang yang dimaksud adalah limbah B3 yang tidak hanya bersumber dari segmen industri, tetapi juga berasal dari lingkungan tempat aktivitas keseharian seperti rumah, perkantoran, dan sarana komersial seperti mall dan lainnya. Di antara limbah B3 yang banyak dijumpai dari segmen ini adalah sampah elektronik, baterai bekas, lampu bekas, dan kemasan tinta (cartridges) bekas.
Bank Sampah
Konsep bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Adapun, penyetornya adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank sampah. Mereka akan mendapat buku tabungan layaknya menabung di bank, tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah.Â
Bank sampah mengajak masyarakat ikut menjaga lingkungan menjadi lebih bersih, sekaligus menyadarkan mereka bahwa sampah bisa menjadi barang bernilai ekonomis. Bank sampah bisa membantu masyarakat menambah penghasilan, karena saat menukarkan sampah, mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dimasukkan ke dalam rekening bank sampah mereka, atau ada pula yang berbentuk bahan makanan pokok seperti gula, sabun, minyak, dan beras.
Selain berkontribusi dalam kegiatan daur ulang dan mengurangi jumlah sampah yang terbuang ke TPS (tempat pembuangan sementara), bank sampah juga dapat membantu masyarakat dan siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial, karena beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah menggunakan sampah.Â
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim terjadi peningkatan jumlah bank sampah yang mencapai belasan ribu unit Pada 2015, data bank sampah di Indonesia berjumlah sekitar 1.075 unit. Kemudian di tahun 2020, angkanya meningkat menjadi 11.330 unit. Dari jumlah tersebut, 242 di antaranya merupakan bank sampah induk dan sisanya 11.088 bank sampah unit.