Mohon tunggu...
Era Listyorini
Era Listyorini Mohon Tunggu... -

a writer wanna be. Hanya ingin berbagi dan memberikan manfaat bagi sesama. Visit my blog at http://eralistyorini.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dress Code

15 Maret 2015   06:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seringkali dalam kartu undangan yang kita terima, baik undangan pernikahan, peresmian, rapat ataupun di acara-acara lainnya mencantumkan dress code. Yang merupakan instruksi mengenai busana yang harus dikenakan pada acara tersebut. Ini dimaksudkan agar yang hadir bisa menyesuaikan busana yang dikenakan dengan suasana atau nuansa yang diinginkan oleh penyelenggara acara.
Ada yang beranggapan dengan adanya dress code memudahkan yang diundang, tidak perlu lagi memikirkan dan memilih dan memilah busana apa yang hendak dikenakan. Namun sebaliknya ada yang merasakan sedikit kerepotan atau hilangnya kebebasan memilih dan mengenakan salah satu dari koleksi busana yang dimilikinya.
Apapun perasaan kita tentang aturan dress code yang telah ditetapkan oleh sang pengundang, para hadirin akan patuh mengikuti instruksi dan mengenakan busana yang sesuai. Selain menghindari rasa malu karena saltum alias salah kostum, tentunya juga untuk menghindari perasaan tak enak hati jika tak tampil sesuai dress code yang dimaui oleh si penyelenggara acara, apalagi jika ada kedekatan personal.
Dengan mengikuti dress code, kita telah menunjukkan bahwa kita mempunyai penghargaan dan penghormatan, bahwa kita bisa menghargai dan menghormati diri sendiri dan orang lain. Apa pun alasannya menghadiri undangan sesuai dress code selalu akan diusahakan dan diupayakan.
Sebagai muslimin, terutama muslimah, kita pun memiliki dress code yang harus kita patuhi. Dress code yang telah diinstruksikan oleh Sang pencipta kita Allah SWT.

“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31)

Ya, berhijab adalah dress code yang telah ditetapkan Allah SWT bagi muslimah. Busana yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, Allah SWT dengan kasih sayangNya telah memberikan kemudahan. Dengan mengikuti "dress code" dari Allah, tidak perlu lagi bingung dan memusingkan mode. Tak perlu lagi pusing dengan mode yang selalu berubah, yang menyebabkan kita tertatih-tatih mengikutinya. Tak perlu lagi ikut-ikutan, bahkan ada sampai yang tak mempedulikan pantas atau tak pantas dengan badan dan postur tubuh kita yang penting mengikuti mode.
Bukankah jika kita mengikuti atau meniru-niru suatu kaum, kita telah masuk ke dalam golongan mereka?

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Apabila belum mengetahui mengapa dan manfaat dari perintah Allah sekalipun, kita tidak terlepas dari kewajiban untuk melaksanakannya. Sami’na wa atho’na, kami dengar dan kami taat. Cukuplah taat dan patuh kita sebagai bukti kecintaan kita kepada Allah SWT dan RasulNya saw. Allah SWT menciptakan kita untuk beribadah kepadaNya, bertaqwa melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Wallahu'alam bishawab

eralistyorini.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun