Mohon tunggu...
Era Listyorini
Era Listyorini Mohon Tunggu... -

a writer wanna be. Hanya ingin berbagi dan memberikan manfaat bagi sesama. Visit my blog at http://eralistyorini.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitra Taat

29 Maret 2015   08:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Seseorang itu menurut agama teman akrabnya (sahabatnya), maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat dengan siapa ia berteman akrab (bersahabat)”(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia diciptakan dalam keadaan selalu membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan kehadiran dan bantuan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu berbaur dalam masyarakat dan berinteraksi dengan manusia lainnya.

Islam sebagai ajaran yang sempurna yang mengatur semua sisi kehidupan manusia telah memberikan tuntunan bagaimana cara memilih dan adab dalam berteman. Karena seorang teman akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Rasulullah saw bersabda,

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap”(HR Bukhari, Muslim, Ahmad)

Ibarat sebuah tanaman, agar bisa tumbuh subur, berkembang dan menghasilkan buah yang baik, tanaman membutuhkan tanah yang selalu diberi pupuk serta air yang cukup. Sebaliknya jika tanah kering dan tandus, tanaman tak akan tumbuh dengan baik, mengering atau bahkan mati. Sebagaimana tanaman yang membutuhkan tempat tumbuh yang baik, maka dalam hubungan pertemanan pun hendaklah kita mencari teman shalih yang dengannya kita bisa saling mendukung agar selalu dalam kebaikan dan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah SWT.

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaklah kalian bersama dengan orang-orang yang benar” (QS At-Taubah: 119)

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

“Seseorang itu tergantung kepada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang dijadikan teman karibnya” (HR Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud)

Adi bin Zaid, seorang penyair Arab berkata, “Tidak perlu engkau bertanya tentang (siapa) seseorang itu, namun tanyalah siapa temannya. Karena setiap orang (cenderung) meniru temannya. Bila engkau berada pada suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka. Dan janganlah engkau berteman dengan orang yang rendah/hina, niscaya engkau akan hina bersama orang yang hina. Oleh karenanya, perhatikan dan timbang-timbanglah dengan siapa engkau berteman”

Orang baik akan dipertemukan dengan orang baik pula. Sebelum mulai memilih siapa yang akan menjadi teman akrab kita, maka hendaklah kita memulainya dari diri kita sendiri. Sebagaimana kita menginginkan seseorang yang shalih dan taat sebagai teman baik kita, maka marilah kita perbaiki diri agar juga bisa berperan sebagai mitra taat bagi teman baik kita.

Begitu pula saat kita mengharapkan untuk mendapatkan pasangan hidup terbaik yang bisa menghantarkan diri kita menuju surga-Nya Allah. Maka kita mulai dengan memperbaiki diri dan mempersiapkan diri kita terlebih dahulu agar bisa menjadi mitra taat bagi pasangan kita. Sebagaimana firman Allah,

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”(QS An-Nuur: 26)

Seorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah saw menjawab: Seseorang akan bersama orang yang dicintainya (HR. Muslim)

Alangkah indahnya jika kita dipertemukan kembali dan berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai, bersama-sama dengan Rasulullah dan orang-orang dianugerahi nikmat oleh Allah di dalam surga-Nya kelak.

Wallahu’alam bishawab

eralistyorini.blogspot.com




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun