Mohon tunggu...
Era Listyorini
Era Listyorini Mohon Tunggu... -

a writer wanna be. Hanya ingin berbagi dan memberikan manfaat bagi sesama. Visit my blog at http://eralistyorini.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemana Kita Akan Kembali?

1 Maret 2015   15:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:19 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di akhir bulan Maret 2013, saya kehilangan salah satu kakak kandung saya untuk selamanya. Beliau meninggalkan kami setelah lama berjuang melawan sakit. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan kekhilafan beliau, melapangkan kuburnya dan melimpahkan rahmat-Nya dengan memberikan tempat terindah untuknya.

Saya merasakan begitu kehilangan, karena beliau adalah saudara kandung saya yang terdekat. Beliau lah yang menjadi teman saya jika saya pulang ke kampung halaman saya. Seringkali beliau yang membukakan pintu bagi saya jika saya pulang ke rumah. Namun di hari kelabu itu, beliau tidak bisa lagi bergegas datang menyambut kedatangan saya. Saya menjumpai beliau dalam keadaan terbujur kaku berlilit kain kafan di ruang tamu rumah kami.

Hingga tiba saatnya kami mengantarkan beliau ke tempat peristirahatan yang terakhir. Rasa kesedihan itu menjadi semakin mendalam ketika saya melihatnya meninggalkan rumah kami untuk yang terakhir kali dan tidak akan pernah kembali lagi.

Inilah untuk kali pertama saya menyaksikan seseorang dikuburkan.Dan di saat saya menyaksikan kakak saya sedang dimasukkan ke liang lahat, saya merenung, "Ya Allah, bagaimana jika saya yang dimasukkan ke liang lahat pada hari itu? Sudah siapkah saya? Sudah cukup kah bekal saya untuk menjalani kehidupan yang abadi? Mampukah saya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh malaikat di malam pertama saya di alam kubur?"

Pertanyaan-pertanyaan ini memunculkan rasa ketakutan dan kekhawatiran dalam diri saya, hingga mengalahkan rasa kesedihan karena kehilangan saudara saya tercinta. Namun akhirnya saya sadar, bahwa di setiap kejadian pasti ada hikmah yang Allah hendak sampaikan. Kehilangan kakak kandung saya memberikan saya pelajaran yang begitu berharga. Menyaksikan kematian menyadarkan saya bahwa sebetulnya kita hanya sedang menunggu giliran. Karena kematian adalah hal yang niscaya.

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan" (QS Al. Ankabut: 57)

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya" (QS Al A'raf: 34)

Kita berasal dari Allah dan akan kembali ke Allah. Kita diciptakan hanya untuk beribadahkepada Allah SWT. Untuk menyiapkan bekal bagi kehidupan sejati kelak di akhirat. Dimana tempat kembali kita kelak, di surga atau neraka, adalah pilihan kita sendiri. Allah tidak hanya memberikan dan menunjukkan arah, namun Allah menuntun kita. Bagaikan seorang ibu yang memegang tangan dan menuntun anaknya yang masih kecil agar berjalan di tempat yang aman dan tidak terjatuh. Apakah kita memilih untuk selalu dituntun Allah atau berlepas diri, durhaka dan menjauh dari Allah.

Apakah kita sanggup mengurus diri kita sendiri? Sementara hanya Allah Sang Pencipta kita yang sangat mengenal diri kita. Apakah kita merasa diri kita lebih pintar dan hendak mencarituhan selain Allah? Lupakah kita darimana kita berasal dan siapa pencipta kita?

Mungkin kita merasa jalan yang dipilihkan Allah tidak kita sukai karena sulit, menanjak dan penuh rintangan. Sementara jalan ke neraka dipenuhi oleh hal-hal yang kita sukai. Lalu apakah kita kemudian lebih memilih jalan kehidupan sendiri (sesat) dan lebihmencintai kehidupan dunia?

"(jalan ke) surga dipenuhi dengan rintangan-rintangan dan (jalan ke) neraka dipenuhi dengan syahwat (HR Muslim dari Anas bin Malik r.a)

Pilihan ada di tangan kita. Kita memilih mendekat atau menjauh dari Allah. Taat atau ingkar. Lebih mencintai dunia dan melupakan akhirat atau mengumpulkan bekal ke kampung akhirat. Namun satu yang harus kita ingat, bahwa segala sesuatu di dunia ada batas waktunya dan suatu saat kita akan kembali kepada pencipta kita.

“Adapun orang yang melampaui batas, dan memperturutkan kehidupan dunia, maka sesungguhnya neraka jahimlah tempat kembalinya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginanhawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah sebagai tempat kembali.” (QS An-Nazi'at: 37-41)

Wallahu'alam bishawab

eralistyorini.blogspot.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun