Murid itu begitu penasaran dengan jawaban sang Guru sebelumnya "bahwa mengampuni saudara dan orang lain tiada batasnya". Sang Gurupun demikian iba kepada murid-muridnya yang masih saja tidak dapat menerima kalau kita harus memberikan pengampunan kepada saudara2 kita tanpa memandang muka, tanpa melihat pakaian atau jabatannya, tanpa melihat suku dan agamanya, tanpa melihat orientasi seksualnya apakah dia laki-laki atau perumpuan atau transgender sekalipun. Sang gurupun memberikan perumpamaanNya.
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja di raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan para konglomerat di kerajaannya. Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh milyar rupiah.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. Maka sujudlah sang konglomerat itu menyembah dia, katanya: "Sabarlah tuanku Raja, berilah aku sedikit waktu lagi, pasti  segala hutangku akan kulunaskan".
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan orang itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Bergembiralah sang konglomerat atas penghapusan hutang-hutangnya.
Ketika konglomerat itu keluar, ia bertemu dengan seorang pengusaha lain yang berhutang seratus juta kepadanya. Ia memerintahkan pengikutnya menangkap dan menodongkan pistol kepada si pengusaha kawannya itu, katanya: "Sekarang Bayar hutangmu!
Bersujudlah sang pengusaha yang berhutang itu kepada sang konglomerat dan memohon kepadanya: "Sabarlah dahulu, berilah aku sedikit waktu, maka semua hutangku itu akan kulunaskan".
Sang konglomerat itu menolak permintaan sang pengusaha dan menyerahkan kawannya itu kepada polisi dan jaksa agar kawannya si pengusaha itu ditahan dan dipenjarakan sampai dilunaskannya hutangnya.
Melihat kejadian itu, kawan-kawan sang pengusaha yang lain menjadi sangat sedih lalu melaporkan kejadian itu kepada tuan Raja diraja.
Sang Raja itu menyuruh memanggil sang konglomerat dan berkata kepadanya: "Hai hambaku yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau bersujud memohon kepadaku?". "Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?"
Dengan sangat marah, Sang Raja memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap sang konglomerat dan memenjarakan sang konglomerat sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Sang Guru berkata "Murid-muridku, sang konglomerat itu adalah kita sebagai manusia. Dosa-dosa dan pelanggaran kita sudah ditebus dan dihapuskan oleh ALLAH kita saat kita menerimaNya sebagai TUhan dan Raja dalam hidup kita. Yaitu saat kita menerima keMaha-KuasaanNya, segala kemulianNya yang tidak terbatas. IA bisa mengampuni kita karena anugerahNya yang besar bagi manusia. ALLAH kita dengan segala kuasaNya telah mengutus Sang Maha Kudus untuk menjamah hati dan jiwa kita dan memulihkan kita. Sang Utusan ini telah ikut menanggung seluruh beban derita selama kita hidup dunia".
Namun saudaraku, ALLAH kita yang dimuliakan di sorga akan menghukum kita dan memasukkan kita kedalam penjara maut dimana hanya ada ratap tangis dan gigi gemeretak, ketika kita masing-masing tidak mengampuni saudara kita dengan segenap hati kita."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H