Pada hari raya Idul Qurban 2010 ini, saya teringat akan sebuah cerita menarik. Cerita ini bukan mengenai kerelaan dan keikhlasan seorang ayah sebagaimana diperingati pada hari raya Idul Qurban. Kalaulah Bapa Abraham (nabi Ibrahim) yang karena cintanya kepada ALLAHnya sehingga menuruti "apa yang diperintahkan ALLAH untuk mengorbankan anakNya"; cerita berikut adalah tentang kejadian yang sebenarnya tentang pengorbanan seorang ayah yang sekaligus seorang imam. Oleh karena kasih dan rahmatnya, ia telah mengubahkan jalan hidup dan kehidupan istri, anak dan keluarganya. Berikut ceritanya.
Adalah seorang imam Osiah, seorang yang jujur, dan mendengar dan menurut apa perintah ALLAH. Suatu ketika ALLAH memberinya suatu perintah "Pergilah, ambillah untukmu seorang istri, ia bernama Gomer, seorang perempuan yang jahat dan tidak setia".
Secara alami, sebagai seorang manusia tentu saja semua orang akan bertanya-tanya:
1) Mengapa ALLAH memberikan perintah kepada Osiah untuk menikahi Gomer?
2) Apakah ALLAH lupa bahwa seorang imam haruslah merupakan teladan bagi umatNya?
3) Sebagai teladan, seorang imam, seorang yang dituakan, seorang pelayan mimbar/altar; bukankah ia harus hidup dengan sempurna?
4) Mengapa seorang imam butuh seorang istri yang hidup dengan keduniawiannya? Yang berpakaian tidak layak/tidak sopan? Yang matanya berkejap-kejap dengan bulu mata yang lentik? Yang berdandan menyolok dengan bedaknya? Yang mengerling kepada setiap laki-laki yang berpapasan dengannya?
5) Apakah dengan kenyataan ini, sebagai istri imam, tidak akan cukup memalukan?
Namun, imam Osiah menikahi Gomer dan mempunyai seorang bayi laki-laki. Dan imam Osiah, seorang ayah muda, dengan penuh sukacita memberi nama anak itu Jisrail, nama yang ALLAH pilihkan untuk bayi itu.
Namun sayangnya, seperti kita bisa duga, Gomer juga mempunyai seorang anak perempuan, seorang gadis kecil yang bukan dari imam Osiah. Gadis kecil ini diberi nama "Lo-Ruhamah", yang berarti "sia-sia" atau "terbuang" atau "tanpa kasih sayang", atau "bukan seorang anak".
Oooo, betapa malunya perasaan imam Osiah!!!!
Imam Osiah tidak berkata bahwa Gomer melahirkan untuknya seorang anak, karena ia menduga bahwa bayi laki-lakinya juga bukan anak ayahnya.
Kelahiran bayi-bayi itu menjadi gosip terhangat pada bulan-bulan itu. Setiap orang melontarkan cibiran dan komentar-komentarnya baik langsung maupun tidak langsung. Komentar baik, buruk bahkan yang kasar sekalipun. "Bukankah sudah aku katakan bahwa Gomer adalah tidak baik" bisik-bisik para tetangga.
Tetapi, bencana bagi imam Osiah belumlah berakhir.
Tidaklah berapa lama, Gomer melahirkan lagi seorang bayi laki-laki. Bayi ini diberi nama "Lo-Ammi", yang artinya "ia bukan umatKU" atau "AKU bukan Tuhannya".
Secara terang-terangan -sebagaimana biasa dilakukan manusia -Â semua orang berkata:
"Kami tidak akan mengecammu Pak Osiah, jika kamu tidak menyayangi bayi itu", "Itu bukanlah anakmu",
"Tetapi apakah tidak lebih buruk kalau Gomer sudah pergi lagi dan meninggalkanmu dengan tiga anak-anak yang masih kecil yang harus kamu rawat?"
"Kita sudah kasih tahu kamu Osiah, kamu sudah salah memilih seorang istri!!"
"Pak Osiah, bukankah keluarga yang kau bangun itu aneh sekali?""
"wanita kayak gitu Bapa Imam? ALLAH tidak akan mengampunimu kalau kamu tetap mempertahankannya"
Semua orang tidak bisa mengerti kejadian ini. Kita semua juga tidak bisa memahami cerita ini. Namun imam Osiah sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Bahkan, pada di kemudian hari, imam Osiah menebus kembali istrinya agar bisa bersatu kembali dengannya dari tempat pelacuran. Ia menebusnya seharga 15 sekel perak atau setara dengan setengah harga seorang budak laki-laki.
Dengan perhitungan sederhana:
1 sekel = 11 gram perak
Jadi 15 sekel = 165 gram perak
Kalau perak 1 gram = 6000 rupiah, maka 165 gram perak adalah RP 990,000,- atau sama dengan gaji 6 minggu seorang pembantu rumah tangga.
Woooww teman-temanku,
Walaupun Gomer seorang yang tidak setia, ia dibawa kembali untuk hidup satu atap dengan imam Osiah!!! Di rumah itu, Osiah merawatnya dan menganggap sebagai seorang yang merdeka, bukan seorang budak.
Hanya karena begitu besar rahmat dan kasih saja seorang imam dan sekaligus BAPA bisa menerima kembali seorang yang jahat dan tidak setia!!!
Osia menceritakan keadaan keluarga dan pelayanannya. Setelah menerangkan nama-nama anaknya, yang diberikan oleh ALLAHnya, ia menambahkan suatu janji - yang juga diberikan oleh ALLAHnya: "Di tempat dimana mereka disebut "Kamu bukanlah umatku", "Mereka akan disebut umatKU".
"Dapatkah kalian mengerti?" maklumat imam Osiah. Apapun yang kita lakukan, ALLAH tidak pernah menyerah terhadap kita.
Ini adalah cerita tentang rahmat (anugerah) dan kasihNya: ALLAH tidak pernah menyerah terhadap Gomer, juga terhadap umatNYa, juga terhadap kau dan aku. DIA tetap memanggil kita hingga kita datang mendekat kepadaNYA.
Sekarang, lihatlah sekeliling kita, sadarlah akan dunia nyata. Siapakah yang membutuhkan anugerahNYA?
1) Bagaimanakah perasaan ALLAH ketika melihat seseorang yang pergaulannya buruk dan menggunakan obat-obat narkoba?
2) Bagaimana perasaan ALLAH saat seorang gadis meninggalkan ibadahnya karena ia hamil?
3) Bagaimana perasaan ALLAH kepada seseorang yang setia beribadah dan tidak bergaul dengan teman-teman yang buruk?
Janganlah lupa:
1) Kasih ALLAH tidak pernah gagal,
2) ALLAH tidak pernah meninggalkan kita
3) ALLAH tidak pernah berubah
4) tidak ada apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih ALLAH
Kasih BAPA Osiah demikian besar, apalagi kasih ALLAH kita! Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H