Di depan cermin, aku menatap diri,
memoles lipstik, menyisir rambut,
lalu mengingat kamu.
Jari jemari itu, pernah begitu tabah
mengelus rambutku, mewarnai
bibirku, lalu pergi tanpa ragu.
Kian hari, kian jauh tanganmu dari
rambutku. Kian banyak tangan-
tangan baru yang menggantikanmu.
Di depan cermin, dengan tangan yang
rapuh, sudah puluhan kali kuelus
rambutku, dan tak ada tangan
sehangat tangan Ibu.
RA. 18/09/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!