f. asas larangan mencampuradukkan kewenangan (principle of non-misuse of competence);
g. asas permainan yang layak (principle of fair play);
h. asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonable of prohibition of arbitrariness);
i. asas menanggapi penghargaan yang wajar (principle of meeting raised expectation);
j. asas meniadakan akibat keputusan yang batal (principle of undoing the consequence of unnulled decision);
k. asas perlindungan atas pandangan (cara) hidup pribadi (principle of protecting the personal way of life);
l. asas kebijaksanaan (principle of sapiently);
m. asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle of public service).
Dari AUPB tersebut di atas, maka akan timbul beberapa contoh pertanyaan sebagai berikut (yang tentunya kita seharusnya dapat menjawabnya dengan mempergunakan kebijaksanaan):
1. apakah RAC akan mempergunakan kewenangannya dengan sesuka hati dengan (masih) memimpin dalam Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, tanpa ada syarat tertentu yang diatur oleh peraturan perundang-undangan?
2. apakah perbuatan RAC dengan (masih) memimpin dalam Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, dapat dinyatakan sebagai cara yang tidak dapat diterima dengan akal sehat (meskipun telah ada aturan yang mengaturnya)?