SALAH satu kombinasi pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024 yang mencuat ke publik adalah duet Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo. Kombinasi ini sudah lumayan lama disebut-sebut, dan sampai sekarang masih tetap menjadi bahan perbincangan.
Dalam berbagai survei politik, duet Airlangga Hartarto-Ganjar Pranowo juga terus mendominasi ruang pemikiran publik. Buktinya, pasangan ini diperhitungkan sebagai calon capres-cawapres yang bisa mengungguli siapa saja. Duet Airlangga-Ganjar terus masuk dalam posisi tiga besar pasangan yang layak memimpin Indonesia di masa depan, khususnya periode 2024-2029.Â
Wacana memadukan Airlangga-Ganjar sendiri termasuk yang sudah lama dipikirkan oleh elit Partai Golkar. Airlangga sudah dipastikan menjadi capres dari Partai Golkar, sementara Ganjar Pranowo masih menjadi kader terbaik PDIP.
Kalkulasi politik menuju Pilpres 2024 memang masih penuh tanda tanya. Airlangga pastinya siap berduet dengan siapa saja, termasuk Ganjar. Namun, duet Airlangga-Ganjar sangat tergantung pada partai koalisi yang dipilih oleh Golkar. Apakah nantinya Ganjar disepakati sebagai cawapres?
Baik Airlangga dan Ganjar sama-sama siap dipasangkan dengan siapa saja. Tingkat popularitas dan keterpilihan keduanya terus naik secara signifikan. Salah satu kunci keterkenalan keduanya, karena sama-sama masif melakukan kerja-kerja kemanusiaan.
Airlangga, dalam kapasitasnya sebagai Menko Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), selama ini fokus mengurus berbagai masalah yang berkaitan dengan pandemi Covid-19. Ganjar demikian juga. Konsentrasi membuat Jateng terhindar dari dampak pandemi yang berkepanjangan.
Duet Airlangga-Ganjar bisa terus membesar karena keduanya memiliki banyak kesamaan. Itu yang membuat pasangan ini dinilai sebagai kombinasi yang pas. Keduanya sama-sama lebih memikirkan tugas dibanding melakukan pencitraan. Airlangga dan Ganjar tidak menginginkan republik ini mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Duet Menko Perekonomian dan Gubernur Jateng untuk Pilpres 2024 menjadi kombinasi yang ideal, antara Airlangga, seorang ekonom dalam yang telah diakui keberhasilannya oleh negara lain, dengan sosok Ganjar yang disukai oleh kalangan milenial.
Sejumlah pengamat menyebut duet Airlangga-Ganjar akan membuat Indonesia semakin sejuk karena karakter Ketum Partai Golkar yang ketenangannya mampu menjaga Indonesia dari turbulensi ekonomi karena COVID-19, dengan sosok Ganjar yang dikenal merakyat. Insya Allah Indonesia akan sejuk jika duet tersebut bisa terlaksana, mengutip seorang pengamat.
Dua tahun belakangan ini Airlangga sendiri sudah beberapa kali bertemu dengan Ganjar. Baik resmi atau tidak resmi. Termasuk dalam kunjungan kerja Airlangga sebagai Menko Perekonomian, ke Jateng, yang pastinya selalu didampingi Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jateng.
Yang menarik, pada medio November 2021 lalu, keduanya juga sempat bertemu di Rumah Eyang Reksodiharjo dalam area Makam Kiai Ageng Gribig, Jatinom, Klaten. Pertemuan itu dilakukan setelah keduanya menghadiri acara tahlil dan tausiah singkat dalam haul Ki Ageng Gribig.
Menilik ke belakang, nama Ganjar Pranowo tampaknya sudah lama  mencuri perhatian Partai Golkar. Ganjar sudah ditimbang-timbang. Partai berlambang pohon beringin ini terbuka menerima Gubernur Jawa Tengah apabila tidak dicalonkan menjadi capres oleh PDIP.
Saat ini, dengan Airlangga sudah lama diputuskan sebagai capres dari Partai Golkar, dan Ganjar masih menjadi anggota PDIP, maka dapat dipastikan keduanya masih terikat dengan partainya masing-masing.
Apabila Ganjar tidak dicalonkan oleh PDIP, yang besar kemungkinan memilih putri mahkota Puan Maharani sebagai capres atau cawapres, maka harus ada partai yang meminang Ganjar untuk dijadikan cawapres untuk Airlangga.
Salah satu partai yang digadang-gadang akan menjadi koalisi bagi Golkar untuk Pilpres 2024 adalah NasDem. Itu karena, hingga sejauh ini, NasDem tidak memiliki capres atau cawapres dari kalangan internal partai.
Koalisi Golkar dengan NasDem bahkan bisa disebut sebagai koalisi yang pas dengan bermacam-macam ideologi. Jika Golkar dan NasDem bersepakat, maka duet Airlangga-Ganjar bisa terealisasi.
Bagaimana tanggapan Anda? Diketahui, sejauh ini baru Golkar yang menawarkan tempat untuk Ganjar, yang pada 2023 akan mengakhiri masa tugasnya sebagai gubernur. Jangan diabaikan, habisnya masa jabatan bisa membuat peta politik Pilpres 2024 berubah.
Selain itu, faktor lain yang bisa mengubah peta politik Pilpres 2024 ialah koalisi lebih awal antarparpol dan penentuan calon lebih awal.
Kita pahami jika publik benar-benar tidak tahu sosok yang memiliki tiket untuk maju di Pilpres 2024 saat ini, meskipun ada tiga parpol yang memiliki potensi mengusung kader sendiri karena hanya membutuhkan tambahan satu parpol yaitu PDIP, Golkar, serta Gerindra.
Ganjar merupakan sosok yang dianggap mewarisi sebagian pemilih Jokowi, golongan yang 'anti kadrun', serta sering menggunakan narasi kebhinekaan dan Pancasila harga mati. Untuk tidak kehilangan panggung setelah lengser pada 2023, Ganjar harus segera menentukan pilihan, apalagi jika tidak ada tanda-tanda bahwa PDIP akan menjadikannya sebagai capres.*
