Saat ini popularitas AHY sudah cukup tinggi. Namun, AHY belum berpengalaman. Pengalaman politiknya belum lama. Bahkan, tidak berpengalaman sebagai pejabat negara. AHY bahkan tidak pernah menjadi menteri. Mungkin karena itu pula ia mendapatkan perlakuan yang berbeda ketika bersilaturahmi dengan Surya Paloh, dibanding yang diperoleh AH.Â
Saat tiba di Nasdem Tower, AHY hanya dijemput oleh Ahmad Sahroni, bendahara umum Nasdem. Surya Paloh menunggu di lantai 20, lalu tidak ikut mengantarnya pulang. Ini berbeda dengan saat kunjungan AH. Surya Paloh yang langsung menjemput di lobi gedung dan juga dengan terus menemaninya hingga akhir kunjungan.
Diperbandingkan dari berbagai aspek, AH memang jauh lebih 'unggul' dari AHY. Pengalaman politiknya, itu yang paling penting. AH memiliki 'track record' yang jauh lebih baik dibandingkan AHY.
AH pernah duduk DPR, sehingga memiliki lobi-lobi yang kuat. Sekarang sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, sebagai salah satu anggota kabinet Indonesia Maju yang paling dipercaya oleh Presiden Joko Widodo.
Kinerja yang baik, dan dukungan mesin partai yang terus bergerak, bisa menjadi dua faktor penentu akan  terus melambungnya AH. Menyandingkannya dengan AHY bukanlah pilihan buruk. Bagaimana pun, AHY termasuk tokoh muda yang sudah menyita perhatian masyarakat.
AHY itu sudah menunjukkan kecerdasan sejak di bangku sekolah, berprestasi, mendapatkan nilai terbaik, serta dipercaya menjadi ketua OSIS, lulusan terbaik AKABRI, mendapatkan penghargaan di TNI dari dalam dan luar negeri, memimpin pasukan perdamaian PBB dari Indonesia di Timur Tengah. Dan lebih membanggakan lagi, Â kemandirian AHY saat masih di TNI, tinggal di rumah dinas yang sempit meskipun ayahnya seorang presiden. Itu yang membuat AHY pernah menjadi idola orang tua dan generasi muda.*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI