Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Raket

Bos Alexis Ingin Jadi King Maker di PB PBSI

25 September 2020   10:01 Diperbarui: 25 September 2020   10:11 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alex Tirta, pemilik Hotel Alexis (foto: tribunnews.com)

Menjelang Musyawarah nasional PB PBSI yang akan digelar pada akhir Oktober atau November 2020, di Jakarta, suhu politik bulutangkis nasional meningkat. Ini dipicu oleh manuver beberapa pengurus untuk melanggengkan jabatannya dengan memasang orang-orangnya di pucuk pimpinan organisasi tepok bulu angsa tersebut.

Salah satu yang paling getol untuk bermanuver adalah Alex Tirta, Ketua Harian PB PBSI saat ini. Alex yang juga pemilik hotel dan kafe Alexis yang dikenal sebagai tempat pelesiran khusus pria dewasa itu seperti ingin mendongkel Ketua Umum PB PBSI saat ini, Jenderal (purnawirawan) Wiranto.

Pemilik nama asli Alex Tirta Juwana Darmadji itu dulu menjadi master mind dan king maker yang menjadikan Wiranto menggantikan Gita Wirjawan (2012-016). Kini ia  ingin memastikan kedudukannya itu di PBSI lagi. Ia mencalonkan Agung Firman Sampurna, Ketua BPK RI.

Alex, tanpa banyak tanya soal kesiapan Wiranto untuk mempertahankan kedudukannya di PBSI atau tidak, langsung melobi banyak pengprov. Bahkan pemilik tempat hiburan malam berbau bisnis esek-esek terbesar di Jakarta itu telah mengklaim mendapat dukungan dari 26 pengrov se- Indonesia. Ini tentu jumlah mayoritas alias lebih dari 75 persen pengprov yang totalnya terdapat 34.

Alex memang hanya bisa menjagokan orang lain dan bukan dirinya sendiri yang maju. Maklum pemilik klub bulutangkis Exis ini akan banyak disorot jika memimpin PB bergengsi di Tanah Air seperti PBSI. Pria keturunan Cina itu  sepertinya tahu diri, statusnya sebagai taipan dari banyak bisnis hiburan malam berbau esek-esek akan terganjal. Bahkan mungkin diganjal oleh banyak pihak, termasuk dari pemerintah jika nekat maju bersaing merebut kursi PBSI 1. Maklum kursi ketum PBSI selama ini "jatah" untuk pejabat pemerintah. 

Oleh karena itu, Alex disinyalir mencoba untuk membuat tak-tik dan strategi yang bisa disebut kuno. Ia ingin mengajukan calon yang bisa dijadikan boneka baginya di kursi Ketua Umum PBSI.

Firman Agung Sampurna, adalah sosok yang pas baginya. Rekanan Alex di pemerintahan ini sama sekali tak tahu organisasi PBSI seperti apa. Bahkan Firman Agung  tak pernah terdengar kiprahnya mengurus organisasi olahraga, meski setingkat kelurahan pun. Dia adalah sosok ahli keuangan yang berkutat di situ saja.

Sementara Alex yang juga masih menjadi bos di diskotik Club 36, diskotek dan karaoke Emporium, Coliseum dan masih banyak lagi tempat hiburan malam, ingin terus bertahan di PBSI. Maklum masih ada banyak bisnis sampingan yang bisa dikerjakan di organisasi bulutangkis itu.

Namun rekam jejak Alex yang dekat dengan dunia gemerlap malam atau dugem membuatnya tak leluasa jika muncul menjadi orang nomor satu. Coba dipikir, bagaimana kata Presiden Jokowi jika PBSI dipimpin bos dari cafe berbau esek-esek? Bagaimana yang mayoritas masyarakat muslim di Indonesia bisa terima jika dana bulutangkis sebagian diambil dari dunia bisnis itu, meski mungkin hanya sebagian kecil saja.

Jadi dari pada jadi sorotan dan niatnya gagal, mending pemilik kafe Alexis yang tahun 2017 ditutup Gubernur DKI Anies Baswedan itu, mensponsori orang lain. Selain lepas dari tanggung jawab utama jika prestasi bulutangkis Indonesia gagal, toh bisnisnya di bulutangkis masih bisa berjalan. Selain itu ia tetap bisa dekat dan lobi-lobi dengan kalangan pemerintah.

Intinya dengan menjadi King Maker di organisasi bulutangkis di Indonesia, Alex akan lebih banyak dapat keuntungan dan bisnisnya tetap aman bahkan makin mekar di kemudian hari. Sampai di sini mungkin pecinta bulutangkis Indonesia bisa paham jika oligarki di bulutangkis saat ini tengah coba dipertahankan oleh seseorang. Selamatkan PB PBSI dari tangan-tangan yang membuat prestasi badminton nasional makin terpuruk di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun