JAKARTA-Sebuah billboard terpampang di sudut jalan Petamburan. Mudah terlihat dari kejauhan, billboard itu menjadi refleksi ucapan selamat ulang tahun ke-55 Partai Golkar. Billboard tersebut memampangkan dua wajah, yakni Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Fahd El Fouz Arafiq, tokoh muda Golkar yang selama ini dikenal sebagai loyalis Bamsoet.
Lebih menarik lagi jika membaca tulisan yang diterakan di bawah foto besar Bamsoet: Caketum Partai Golkar.
Bamsoet akhirnya maju ke ke perebutan kursi Partai Golkar pada Munas Desember mendatang? Itu pertanyaan mendasar yang banyak dilontarkan kader Partai Golkar belakangan ini. Billboard di kawasan strategis di bilangan Jakarta Pusat itu semakin memperkuat kesan tersebut.
Padahal, mayoritas kader Partai Golkar sudah senang ketika Bamsoet dan para loyalisnnya 'menurunkan' sejumlah billboard dan poster-poster besar yang mencerminkan kesiapan mereka 'bertarung' dengan Airlangga Hartarto, inkumben ketua Partai Golkar. Billboard dan poster-poster besar 'Bamsoet for Golkar 1' sebelumnya terpampang di berbagai tempat strategis, termasuk di sejumlah ruas jalan utama ibu kota, di kawasan Sudirman dan Thamrin.
Billboard dan poster-poster besar tersebut sejatinya 'menghilang' setelah Bamsoet dipastikan menjadi ketua MPR dengan menyisihkan Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerindra yang juga salah satu pimpinan MPR.
Sudah menjadi rahasia umum jika keberhasilan Bamsoet merebut kursi ketua MPR karena adanya dukungan luar biasa dari Airlangga Hartarto. Lobi-lobi intensif dari Airlangga yang membuat Bamsoet melenggang mulus ke tampuk tertinggi kepemimpinan MPR.
Tak mengherankan jika banyak kader Partai Golkar dari kubu Airlangga yang kecewa dengan sikap yang ditunjukan Bamsoet sekarang ini. Mereka mengingatkan akan komitmen Bamsoet untuk mendukung Airlangga bertahan sebagai ketua umum Partai Golkar 2019-2024.
Salah satunya adalah Azis Syamsuddin, salah satu korbid Partai Golkar. Azis, yang semula bersikeras maju ke perebutan kursi ketua MPR, menyebut Bamsoet mengingkari janjinya. Dia mengisyaratkan Bamsoet agar memenuhi janjinya kepada Airlangga. Memang, katanya, tidak ada orang lain yang mengetahui janji yang disampaikkan Bamsoet kepada Airlangga. Namun, ujar Azis, orang yang ingkar janji pasti bakal mendapat ganjarannya.
Janji itu, antara Airlangga, Bamsoet, dan Allah yang tahu. Biarlah yang mengingkari (komitmen), biar Allah yang melaknatnya, demikian disampaikan Azis Syamsuddin di Gedung Parlemen, Senayan.
Sekali lagi, memang sudah menjadi rahasia umum jika Bamsoet telah menyatakan akan mendukung pencalonan Airlangga sebagai Ketum Golkar dan tak ada lagi persaingan perebutan kursi Golkar-1.
Azis Syamsuddin, yang merupakan tim sukses Airlangga, mengaku tak ada antisipasi jika Bamsoet kembali maju dan bicara soal komitmen yang dilanggar lagi. Dia menyatakan, memang tidak ada yang bisa melarang orang untuk maju. Kendati begitu, dia mengingatkan masalah etika: Kalau melanggar komitmen biar masyarakat yang menilai, ujar wakil ketua DPR itu.
Azis Syamsuddin juga mengaku belum mengetahui apakah ada kader Partai Golkar lain yang akan maju dalam kontestasi pemilihan caketum. Menurutnya, tak ada yang bisa melarang seseorang untuk maju menjadi caketum Golkar asal sesuai dengan aturan partai.
Rapimnas GolkarÂ
Dari berbagai keterangan yang dihimpun, Partai Golkar akan menggelar rapat pleno pada Selasa (5/11) besok. Rapat pleno akan membahas agenda rapimnas dan munas Golkar.
Airlangga sendiri sebelumnya sudah menegaskan, tahapan mengenai rapimnas dan munas akan diputuskan pada rapat pleno tersebut.
Terkait dengan rencana bakal majunya Bamsoet ke perebutan kursi ketua umum, sudah dikonfirmasi beberapa loyalisnya. Â Dari keterangan Wakil Korbid Kepartaian DPP Golkar, Darul Siska, diisyaratkan jika Bamsoet mendapat dorongan yang kuat dari pemegang hak suara munas Golkar, yaitu sejumlah Ketua DPD Partai Golkar provinsi, kabupaten dan kota.
Loyalis Airlangga menyesalkan sikap Bamsoet ini. Mereka menyebut Bamsoet inkonsisten. Mereka juga menyatakan, Bamsoet tidak harus menjadi ketua umum untuk bersama-sama mengedepankan tugas partai, yakni membesarkan Golkar dalam pilkada dan pemilu.
Bamsoet disebut-sebut tidak konsisten dan tidak punya integritas. Bamsoet lebih mementingkan ego pribadi.
"Komitmen Bamsoet tidak bisa dipegang," ujar Dav Laksono, Wasekjen Partai Golkar. Dia lantas mengingatkan komitmen Bamsoet itu, yang menyatakan akan mendukung Ketum Golkar Airlangga Haetarto dalam munas mendatang. Komitmen Bamsoet itu bahkan terekam dalam dua video. Dalam video itu, Bamsoet juga menegaskan tak ada lagi persaingan memperebutkan kursi Ketum Golkar antara dirinya dan Airlangga.
Dave Laksono menegaskan, karakter dan kualitas seorang pemimpin ditunjukan dengan komitmen dia. Bila tidak bisa komit dengan kesepakatan sesama kolega bagaimana bisa memimpin 5 tahun ke depan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H