Mohon tunggu...
Fajar Perada
Fajar Perada Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang jurnalis independen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pernah bekerja di perusahaan surat kabar di Semarang, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penurunan Harga BBM Harus Memuaskan Seluruh Elemen Masyarakat

26 Januari 2016   18:26 Diperbarui: 26 Januari 2016   23:58 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapat lainnya menyebutkan, alasan pemerintah menurunkan harga BBM eceran dalam negeri karena harga minyak dunia turun juga tidak pas. Sebabnya, tren penurunan harga minyak dunia sudah berlangsung sejak awal 2014. Dengan demikian, penurunan harga BBM dinilai hanya dinikmati oleh kelompok menengah ke atas atau pemilik kendaraan pribadi.

Agar penurunan harga BBM bisa dinikmati manfaatnya oleh rakyat kecil, salah satu caranya adalah dengan menurunkan pula harga barang kebutuhan pokok yang kena dampak kenaikan harga sebelumnya. Artinya, imbas dari kenaikan harga BBM yang diberlakukan sebelumnya masih dirasakan sakitnya oleh rakyat kecil. Merujuk pada salah satu dendang dari Cita Citata, "Sakitnya tuh di sini."

Kedepannya, tentu pemerintah harus merumuskan formula yang adil untuk semua kalangan atau elemen masyarakat. Ini mungkin masih dalam tahap awal, walau penurunan harga BBM sudah diberlakukan beberapa kali, tetap ada anggapan bahwa masyarakat belum terbiasa menerimanya.

Di sisi lain, pemerintah juga dinilai ceroboh dengan tidak melakukan sosialisasi yang memadai saat memutuskan kenaikan harga Premium pada November 2015 silam, demikian juga kala menurunkannya kembali pada awal Januari 2016 ini. Artinya, tidak ada transparansi dari pemerintah. Masyarakat juga mempertanyakan, kenapa Premium yang diproduksi di dalam negeri harganya bisa sama dengan yang diimpor?

Namun demikian, secara umum harus diakui bahwa penyesuaian harga BBM yang diberlakukan secara nasional itu selalu dibarengi dengan peningkatan konsumsi masyarakat. Hal ini juga terjadi pasca penyesuaian harga yang diberlakukan 4 Januari 2016. Konsumsi nasional Premium dan Solar di beberapa daerah meningkat tajam. Mengantisipasi potensi peningkatan daya beli konsumen tersebut PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa pasokan Premium dan Solar untuk tingkat nasional secara umum aman.

Belum Berpaling Ke Pertamax & Petralte

Patut dicatat bahwa memang sempat terjadi lonjakan akan kebutuhan dari Pertamax dan Pertalite, dua produk PT Pertamina (Persero) yang paling mahal harga jualnya. Namun, apakah ini membuktikan bahwa bahwa masyarakat memang sudah sangat tertarik membeli produk BBM dengan per - forma yang lebih tinggi, yaitu de ngan angka oktan minimal 90.

Jawabannya, tampaknya tidak. Dari survei yang dilakukan beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), diketahui bahwa masyarakat cenderung membeli Pertamax, Pertamax Plus atau Pertalite jika mereka kesulitan memperoleh Premium. Intinya, masyarakat enggan mengantri. Padahal, PT Pertamina (Persero) sudah melakukan antisipasi dengan meningkatkan pasokan dari Pertamax, Pertamax Plus dan Petralite tersebut.

Mengantisipasi adanya peningkatan konsumsi dari tiga jenis BBM tersebut, jajaran PT Pertamina (Persero) juga terus berupaya memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat dan memastikan tidak ada kekosongan produk di SPBU. Khusus untuk produk Pertalite, misalnya, hingga awal 2016 tersedia di 832 outlet (Jakarta 181, Jawa Barat 493, dan Banten 158) agar masyarakat bisa mendapatkannya dengan mudah.

Dari analisis PT Pertamina (Persero) sendiri, peningkatan konsumsi Pertamax, Pertamax Plus dan Petralite di beberapa daerah secara umum hanya terjadi selama libur panjang akhir tahun 2015. Hal ini lebih dikarenakan sikap masyarakat yang enggan mengantri, bukan karena benar-benar sudah "berpaling ke lain hati", maksudnya beralih menggunakan Pertamax atau Petralite.

Pengguna Pertamax dan Petralite dimudahkan dengan jalur khusus yang tak harus mengantre. Sementara konsumen Premium harus mengantre karena banyaknya kendaraan. Peningkatan konsumsi Pertamax dan Petralite selama liburan disebabkan karena tingginya penumpukkan kendaraan, sehingga mengantre di SPBU jadi sangat merepotkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun