"Aku sudah memaafkanmu..."
"Apakah aku masih ada dihatimu? apakah kau masih mencintaiku..." Aku menghela nafas, mencoba bertahan diantara satu sisi jiwaku yang memilih untuk tidak menjawab pertanyaannya, sementara sisi yang lain mulai berontak untuk mengakui semua rasa yang ku miliki untuknya, dengan sejujur jujurnya.
"Tidak perlu mempertanyakan itu lagi, karena apapun jawabannya tidak akan mengubah apa yang telah terjadi saat ini..."
"Sayangku..." Suara nya melemah, dan aku bisa menggambarkan posisi nya saat ini, menggenggam ponselnya, tertunduk dan salah satu tangannya sedang memijit pelipisnya. Aku sangat suka memandangi nya dengan pose tubuh seperti itu dulu...
"Aku yakin kau masih mencintaiku..." ujarnya pelan.
"Buang jauh jauh keyakinanmu itu, karena tidak akan ada gunanya saat ini..."
"Seandainya aku bisa mengembalikan waktu..."
"Tidak perlu... sekarang kembalilah ke wanitamu... dan jangan pernah hubungi aku lagi..."
"Aku mencintaimu..."
"Selamat tinggal..."
Aku juga mencintaimu...batinku menjerit. Ku peluk ponsel mungil itu dalam dadaku erat erat setelah mematikan komunikasi. Aku masih sangat mencintaimu, dengan semua yang telah terjadi, dengan semua kebisuanku tentangmu, dengan semua kesepianku... Dan karena aku adalah wanita yang mencintaimu, maka aku tidak akan membiarkanmu menjadi lelaki ku yang brengsek dengan masih menyimpan rasa padaku diantara kehidupan mu dengan wanitamu sekarang. Ya! karena aku adalah wanita yang mencintaimu yang ntah sampai kapan...