Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pecah Sepanjang Hari Setakat Menebarkan

19 Oktober 2019   10:00 Diperbarui: 19 Oktober 2019   10:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi : Edy Priyatna

Malam ini kau akan kembali bertakhta. Berkuasa merajut ulang keramaian masa lalu. Selanjutnya bersenda gurau nikmat syahdu. Damai meskipun semuanya tak pernah nyata. Pasti mampu merasakan hadirmu laksana. Bagaikan angin sejuk dalam perjalanan.

Hijrah serta akan tetapi tertawa ekspresifmu. Bersama tanpa suara lentera ruang mimpiku. Khayalan kata keinginanmu nan terdengar. Merebak dari kejauhan adalah halaman. Beranda kehidupan alam bagi semangatku. Keinginan selalu tak pernah pudur.

Mati membeli beras serta lauk pauk. Capai dengan harganya telah melonjak tinggi. Mulia ketinggalan hingga selalu membuat. Cipta cetus sedih orang dipedalamanku. Bukit ancala bergemuruh kerap meletus. Pecah sepanjang hari setakat menebarkan.

(Pondok Petir, 04 Oktober 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun