Puisi : Edy PriyatnaÂ
Sedia kala malam ini aku melewati. Melalui rumahmu jalan raya menjadi batas had.Penghambat lamunanku terasa panjang. Berjarak tentang tertawaku dulu di halaman. Pelataran depan rumah menjadi selembar. Secarik goresan terdapat bayang imaji. Hasrat seumpama keranjinganku dapat. Mengagumkan perhatianmu atau malah lebih. Adalah merupakan angka nol besar bagimu. Maafkanlah aku karena aku suka.
Senang nol kecil aku dapat melihat didalam. Ketika matamu pada lintup bayangannya. Waktu senja aku bersandar di tempat tinggal. Kini saatnya kita mendengarkan nasihat. Pengarahan pengurus kampung halaman ini. Hidup manis dengan berpangku tangan. Sumber diawali prakata pembawa acara. Pesan kendati katanya sudah finis. Berpartisipasi memberikan sedikit wejangan. Sugesti tampak sedikit pendar cahaya.
(Pondok Petir, 15 September 2019)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H