Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sesuatu Siang di Tepi Pantai Panjang

23 September 2019   07:02 Diperbarui: 23 September 2019   07:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Puisi : Edy Priyatna

Sewaktu rembulan tiba segera kupandangi. Tatapan matamu indah mempesona. Bersinar menyorot melalui lorong hatiku. Watak sukma gemulai berirama jiwa sejahtera. Setelah lelah aku berjalan lalu kududuk. Ditebing buritan di atas lautan dalam. Amat dalam kulihat gemercik ombak. Terap membuat hatiku gelisah hasrat jiwa. 

Sejak dari tempat kuberdiri telingaku tercegah. Tentang hati nan luka sampaikanlah. Besar kehadapannya bicarakan kepadanya. Hamba pasrahkan merunduk kepadamu. Betapa bukan pernah ada kata tak jauh. Seluruh dukamu kembali tumbuh. Terganggu suara ramai belum dewasa. Sementara bermain pasir mereka semua. 

Selama sementara matahari tertawa rentang. Engkau duduk sendiri pada tunggul pohon. Bahari usang memandang ombak lautan. Nan selalu menepi tak pernah berhenti. Menarik memancar panasnya terbawa angin. Ketika saat waktu hentian kusapa kau gagu. Berangin sejuk dari seberang lalu aku dekati. Sesuatu siang di tepi pantai panjang. 

(Pondok Petir, 08 September 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun