Puisi : Edy Priyatna
Sewaktu rembulan tiba segera kupandangi. Tatapan matamu indah mempesona. Bersinar menyorot melalui lorong hatiku. Watak sukma gemulai berirama jiwa sejahtera. Setelah lelah aku berjalan lalu kududuk. Ditebing buritan di atas lautan dalam. Amat dalam kulihat gemercik ombak. Terap membuat hatiku gelisah hasrat jiwa.Â
Sejak dari tempat kuberdiri telingaku tercegah. Tentang hati nan luka sampaikanlah. Besar kehadapannya bicarakan kepadanya. Hamba pasrahkan merunduk kepadamu. Betapa bukan pernah ada kata tak jauh. Seluruh dukamu kembali tumbuh. Terganggu suara ramai belum dewasa. Sementara bermain pasir mereka semua.Â
Selama sementara matahari tertawa rentang. Engkau duduk sendiri pada tunggul pohon. Bahari usang memandang ombak lautan. Nan selalu menepi tak pernah berhenti. Menarik memancar panasnya terbawa angin. Ketika saat waktu hentian kusapa kau gagu. Berangin sejuk dari seberang lalu aku dekati. Sesuatu siang di tepi pantai panjang.Â
(Pondok Petir, 08 September 2019)